Kritik untuk Para Penulis Lagu Cinta

Kritik untuk Para Penulis Lagu Cinta

Saat kita demam, banyak orang menyarankan agar kita istirahat dan menyantap sup ayam. Saat lutut terluka, banyak orang menyarankan agar kita membersihkan luka, mengoleskan salep anti bakteri kemudian membalutnya. Saat tulang kaki kita patah, banyak yang menyarankan agar kita menggunakan penyangga, supaya kaki dapat segera sembuh. Itu semua pertolongan pertama, merawat luka bisa membantu menyembuhkan, yang terpenting mencegah biar tidak semakin parah. Karena demam yang dibiarkan dapat berubah menjadi pneumonia, karena luka gores yang dibiarkan dapat terkena infeksi, karena tulang patah yang dibiarkan beresiko lumpuh.

Lantas, apakah kebanyakan lagu cinta asmara itu bisa berfungsi sebagai penyembuh atau justru memelihara luka? Lagu-lagu cinta asmara patah hati dan perselingkuhan itu bisa kita jadikan obat agar bangkit atau meninabobokan para pecinta agar terus merana? Alih-alih sebuah lagu berfungsi menghibur, tapi kok malah membuat pendengar sulit untuk move on? Lagu cinta asmara adalah tema abadi dalam sebuah lagu. Artinya, begitu banyak orang merasa terwakili oleh sebuah syair lagu cinta, merasa dibela dan merasa bahwa lagu itu sudah menyatu dengan perasaan seseorang. Luka psikologis akibat penolakan cinta yang berakibat patah hati, tak bisa diremehkan. 

Banyak orang mengalami rasa sakit yang menusuk akibat penolakan cinta, merasakan sakit tak tertahankan yang timbul karena kesepian. Kenyataan merasakan kepahitan perasaan karena kecewa akibat kegagalan berpacaran, menderita luka batin segunung akibat korban perselingkuhan, itu ragam luka-luka psikologis yang tak bisa diremehkan. Padahal, orang harus segera bangkit dari perasaan tidak percaya diri atau orang harus segera keluar dari rasa kehilangan. Orang harus menyembuhkan perasaan trauma, karena rasa bersalah dan kecewa kerap mengusik seseorang. Lagu cinta sebenarnya punya peran signifikan sebagai penyembuh, sebagai obat pertolongan pertama. Para penulis lagu cinta bisa mengambil peran agar barisan gerombolan sakit hati itu bisa mendapatkan kelegaan hati setelah mendengarkan lagu. Sebuah perbuatan yang seolah kecil tapi sanggup mengobati luka-luka psikologis. Mengambil peran sebagai penulis lagu cinta untuk mendapatkan uang sambil menolong orang, itu peran sosial yang penting.

Lagu-lagu cinta asmara yang syairnya mengawetkan luka jumlahnya begitu banyak. Coba simak contoh lagu dengan kalimat ini: 

“Sungguh kau tega, betapa sakit luka hatiku, hanya air mata ini yang sanggup menemaniku, betapa kejamnya kau melukai perasaanku”.

Syair cinta asmara yang mendung memiliki kecenderungan memelihara kemurungan. Jika sudah menyatu dengan perasaan seseorang, dengan cepat berkembang akan menjadi kegelisahan dan depresi. Boleh jadi, emosi negatif berkembang biak semakin menjadi-jadi, karena diawetkan oleh syair cinta seperti ini. Emosi negatif bukan perasaan liar, bukan juga hal yang irasional, emosi negatif sangat bisa ditelusuri asal usulnya. Marah, jengkel, cemas, kesal, frustasi, putus asa, paranoid, murka, kehilangan kendali, dendam kesumat, kegalauan yang obsesif, iri hati adalah jenis emosi negatif. Selama emosi itu muncul dari rasio, emosi negatif bukan irasional, karena itu emosi adalah sebuah rasionalitas, tapi dia jenis rasionalitas yang melenceng dan keliru.

Syair lagu cinta pesimistik tentang kegagalan cinta atau penolakan cinta yang banyak mewakili perasaan banyak orang itu berpotensi menggerogoti rasa percaya diri seseorang dan memperlambat proses penyembuhan luka perasaan. Bayangkan, bagaimana jika ada seorang pecinta yang gagal dan sudah merasa bahwa akhir hidupnya sudah dekat? Dan mereka mulai bertanya-tanya, apakah hidupnya masih punya tujuan? Apakah dirinya masih berharga? Jenis putus asa depresi ini bisa berdampak pada hal tragis yang mengerikan. Cemas dan galau berlebihan adalah aktivitas yang membutuhkan energi, dan kalori energi tubuh yang dipakai untuk cemas adalah kalori yang tidak bisa lagi dipakai untuk hal lain yang lebih produktif. Dan dalam jangka panjang, kondisi ‘down’ atau galau akut akan meningkatkan hormon stres yang bernama ‘kortisol’. Itu adalah zat yang sifatnya oksidatif, merusak apa pun di dalam tubuh kita. Jika dia nempel di pankreas, dia akan meningkatkan insulin. Aspek ini perlu dipikirkan.

Che Cupumanik adalah biduan dari dua band grunge, yakni CUPUMANIK & KONSPIRASI. Ia pernah menjabat sebagai pemimpin redaksi majalah independen bernama JEUNE MAGAZINE, selama 29 edisi.

Kiprahnya dalam dunia musik pernah ditulis dalam sebuah buku berjudul "ROCK MEMBERONTAK", ditulis oleh orang dari litbang KOMPAS bernama Eko Wustuk.

Selain sebagai musisi, Che juga sering menjadi pembicara. Dia pernah bekerja sama dengan institusi KPK, tur ke beberapa kota untuk melakukan klinik penulisan lirik antikorupsi. Dia pernah tampil sendiri dalam pentas monolog di bentara budaya KOMPAS.

Selain menulis artikel di beberapa media dan portal musik, Che termasuk dalam tim 'ROCKOTOR TV', sebuah channel TV di YouTube yang mengupas gerakan musik grunge nusantara. Che kini sedang menyelesaikan proyek album solonya, dan tengah menyelesaikan penulisan buku karya perdananya.

View Comments (1)

Comments (1)

  • Cucuh
    Cucuh
    26 Feb 2019
    Jadi pada dasarnya diera sekarang masih banyak produsen (musisi) yang masih belum mau menyuarakan gagasan cemerlang terpendam mereka, banyak yang lebih memilih mengikuti keinginan trend pasar tanpa memikirkan kebutuhan dasar konsumennya.
You must be logged in to comment.
Load More

spinner