Kritik untuk Para Penulis Lagu Cinta

Kritik untuk Para Penulis Lagu Cinta

Dalam kehidupan sosial, mungkin kita pernah mendengar curahan hati teman, mendengar cerita luka patah hati dengan tingkatan beraneka ragam. Ada luka batin yang cukup dalam hingga membutuhkan jahitan, ada yang baru sekedar memar, ada yang sudah membengkak bahkan luka perasaan pada tingkat tulang yang patah. Luka-luka itu sebenarnya membutuhkan campur tangan seorang ahli, dan sialnya sebuah lagu sering diandalkan seseorang lebih dulu untuk sementara mengobati perasaan. Lagu cinta asmara tipe memanjakan rasa sakit hati, bukan menjadi obat, malah memperparah luka psikologis, itu berakibat mengganggu kehidupan seseorang tanpa mereka sadari, lebih parah lagi menghalangi langkah untuk bangkit.

Sebaliknya, lagu cinta asmara yang optimistik itu bagaikan lemari obat psikologis, perlengkapan kesehatan jiwa yang dapat kita bawa dalam perjalanan hidup. Semacam aspirin bagi jiwa, semacam perban, salep antibakteri, kantung es dan pereda demam yang menawarkan pertolongan dan penanganan pertama, jadilah penolong bagi mereka barisan sakit hati, sisakan motif itu, bukan melulu memproduksi syair lagu mendayu yang memelihara gundah, meski jenis lagu seperti itu diminati pasar, sisakan peran untuk mengobati luka-luka emosional seseorang.

Coba simak penggalan lirik lagu perselingkuhan ini:

“Ku mencintaimu sedalam hatiku, meskipun engkau hanya kekasih gelapku. Ku kan berikan kebahagiaan, walau pun kau takkan pernah jadi kekasihku yang sebenarnya. Selingkuh itu indah, biarkan cerita kita begini adanya, karena kita tak mungkin bersama selamanya, aku tak mungkin terus mendua”.

Lirik ini sekadar mendeskripsikan asmara perselingkuhan, tapi kita sulit penemukan pesan besar manfaatnya, apalagi mengharapkan solusi, hal itu nyaris tak ada. Penggalan lirik itu sekedar melukiskan adegan perselingkuhan. Dalam lagu perselingkuhan, jarang sekali saya menemukan sudut pandang penulisan lirik yang lebih luas, padahal ada cara pandang yang seru untuk diungkap. Sebagai contoh, ada banyak isu perselingkuhan yang bisa diangkat dalam lirik lagu cinta, misalnya kita bisa menyampaikan pesan agar kita selalu waspada, karena ada fakta menarik bahwa: tak masalah betapa kaya, cantik, tampan, berkuasa, sukses atau pintarnya kita, perselingkuhan tak peduli semua itu. Perselingkuhan dapat menyerang kita kapan pun dengan begitu kuat, sehingga kita menjadi korban. Kita jarang mendengar lagu perselingkuhan seperti ini.

Seperti terungkap dalam buku "Infidelity Exploding the Myths" karya Julia Hartley Moore”, dia bilang: "Hillary Clinton dengan seluruh sumber daya yang ada padanya, pendidikan, uang, kedudukan sosial, kekuasaan. Tetapi dia memilih mempertahankan pernikahannya bersama Bill Clinton meski terbukti telah berselingkuh. Hillary begitu berkomitmen pada pernikahannya". Dalam peristiwa ini misalnya penulis lagu cinta, bisa berbagi pandangan, kenapa begitu penting bagi wanita untuk memberikan kekuatan memaafkan dan mempertahankan keutuhan hubungan, meski asmara mereka telah tercemar. Karena menurut Julia Hartley Moore: "Saya ingin semua orang menghadapi perselingkuhan melihatnya sebagai sebuah proses pembelajaran, kemudian mengubahnya menjadi sesuatu yang positif, bukannya tenggelam dalam sesuatu yang negatif. Anda akan punya kecakapan bertahan hidup yang dapat membantu anda memahaminya dan melewatinya".

Penulis lagu cinta perselingkuhan mungkin juga bisa mengambil sudut pandang lain. Jika perselingkuhan sudah semakin buruk menggerogoti hubungan, bahkan kekuatan memaafkan tak sanggup menyelamatkan hubungan, penulis lagu cinta bisa membagi pandangan melalui syairnya, tulis dan sampaikan pesan kepada para korban untuk tegas mengakhiri hubungan. Karena, perpisahan akan menyehatkan kesehatan jiwanya. Memberi pencerahan, bahwa seseorang yang kamu cintai telah menipumu dengan melakukan kebohongan, bahkan telah memilih dengan sadar untuk mengkhianati, dengan sadar memilih untuk menyakitimu. Sangat sulit tetap bertahan dalam hubungan yang sudah rusak, kita akan hidup dengan keraguan, stres setiap hari. Para penulis lagu bisa mengajak pendengar untuk berani meninggalkan hubungan itu, agar keluar dari hubungan yang menyiksa dan tak perlu menunggu lama hingga kita kehilangan seluruh harga diri. Lagu cinta dengan tema ‘perselingkuhan’ akan semakin kaya tema, jika para penulis lagu mau membuka sudut pandang baru seperti di atas.

Che Cupumanik adalah biduan dari dua band grunge, yakni CUPUMANIK & KONSPIRASI. Ia pernah menjabat sebagai pemimpin redaksi majalah independen bernama JEUNE MAGAZINE, selama 29 edisi.

Kiprahnya dalam dunia musik pernah ditulis dalam sebuah buku berjudul "ROCK MEMBERONTAK", ditulis oleh orang dari litbang KOMPAS bernama Eko Wustuk.

Selain sebagai musisi, Che juga sering menjadi pembicara. Dia pernah bekerja sama dengan institusi KPK, tur ke beberapa kota untuk melakukan klinik penulisan lirik antikorupsi. Dia pernah tampil sendiri dalam pentas monolog di bentara budaya KOMPAS.

Selain menulis artikel di beberapa media dan portal musik, Che termasuk dalam tim 'ROCKOTOR TV', sebuah channel TV di YouTube yang mengupas gerakan musik grunge nusantara. Che kini sedang menyelesaikan proyek album solonya, dan tengah menyelesaikan penulisan buku karya perdananya.

View Comments (1)

Comments (1)

  • Cucuh
    Cucuh
    26 Feb 2019
    Jadi pada dasarnya diera sekarang masih banyak produsen (musisi) yang masih belum mau menyuarakan gagasan cemerlang terpendam mereka, banyak yang lebih memilih mengikuti keinginan trend pasar tanpa memikirkan kebutuhan dasar konsumennya.
You must be logged in to comment.
Load More

spinner