Arah Dandan, Atribut dan Gono-Gini Rockabilly

Arah Dandan, Atribut dan Gono-Gini Rockabilly

Sepatu

Ada berbagai jenis sepatu yang diakrabi skena rockabilly. Bisa disebut beberapa yaitu Oxford, Derby, Monk Strap, Loafers, dan Boots.


Oxford (kiri) dan Derby (kanan) | Sumber foto: Etsy & Rubbersole

Banyak yang pangling membedakan antara sepatu model Derby dengan Oxford (jangan malu, yang penting rajin beribadah). Cara yang paling mudah adalah dengan memperhatikan cara penataan tali sepatunya. Tertutup (Oxford) dan terbuka (Derby). Perhatikan di bawah ini.


Derby vs Oxford | Sumber foto: Fashion Beans


Monk Strap (kiri) dan Loafers (kanan) | Sumber foto: Amazon & Vintage Dancer

Loafers secara garis besar bisa dibagi tiga jenis, yaitu Penny loafer, Bit loafer, dan—foto sepatu di atas—Tassel loafer.


Greaser Engineer Boots | Sumber foto: Pinterest

Pada dasarnya sepatu yang tingginya melewati mata kaki serta mengesankan tahan banting telah layak disebut boots. Foto di atas adalah tipe boots yang kerap dipakai oleh kaum greasers.


Creepers | Sumber foto: Good Hood Store

Ada juga sub-genre sepatu lainnya yang lekat dengan keseharian Rockabilly bernama “Creepers”. Ia bisa berupa Derby, Oxford, Loafers, pun Boots. Creepers ini lebih merujuk pada tebalnya sol sepatu. Sol tebal itu ya Creepers.

Sepatu yang awalnya didesain untuk tentara Perang Dunia ke-2 dalam menyiasati sulitnya medan di gurun Afrika Utara, kemudian diadopsi oleh kelompok Teddy Boy di era akhir 1950an dan belakangan menyusup ke ranah rockabilly, terutama rockabilly revival, pada periode Punk 77.

Rudolf Dethu memiliki beragam profesi. Mulai dari manajer band, penulis buku, jurnalis, pengamat musik, aktivis gerakan sosial kemasyarakatan, koordinator program kesenian, sempat menjadi penyiar radio cukup lama, pun menyandang gelar diploma di bidang perpustakaan segala.

Pernah ikut menyelenggarakan salah satu festival industri kreatif terbesar di Indonesia, Bali Creative Festival, selama 2 tahun berturut-turut. Namanya mulai dikenal publik setelah turut berperan membesarkan Superman Is Dead serta Navicula.

Belakangan ini, Dethu disibukkan utamanya oleh 3 hal. Pertama, Rudolf Dethu Showbiz, band management yang mengurusi The Hydrant, Leanna Rachel, Manja, Athron, Leonardo & His Impeccable Six, Negative Lovers, dan Sajama Cut. Kedua, Rumah Sanur - Creative Hub, di mana ia menjadi penyusun program pertunjukan musik dan literatur. Ketiga, MBB - Muda Berbuat Bertanggungjawab, forum pluralisme yang mewadahi ketertarikannya pada isu kebinekaan dan toleransi.

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner