Sang Pelopor, Mr. Harry Lim. Hands Down, and Thank You! (Bagian Lima)

Sang Pelopor, Mr. Harry Lim. Hands Down, and Thank You! (Bagian Lima)

Di kemudian hari, mayoritas musisi tersebut sering tampil di ajang jazz maupun festival musik bergengsi kelas dunia, semisal North Sea Jazz Festival dan panggung internasional lainnya. Jasa-jasa mereka pantas menjadi bagian dari sejarah musik jazz di Indonesia dalam mengharumkan nama bangsa. Baik yang sudah mulai berkarya pada masa jauh sebelum kemerdekaan, sesudahnya hingga kini musik jazz telah tercipta dalam berbagai bentuk. Berwujud jazz dengan nuansa ke-Indonesia-an. Memiliki ciri khas tersendiri. Bahkan, lagu jazz berbahasa Indonesia yang dulu “sempat” dianggap “tabu dan aneh” kini digandrungi. Festival jazz lokal, baik yang diselenggarakan di kota, pesisir, danau, hingga gunung-gunung tumpah ruah dipenuhi para pemuda-pemudi pecandu jazz, entah itu poser atau memang fanatic. Jazz Indonesia harus berjaya di tanah sendiri dan tidak terlupa, terpanjatkan terima kasih tak terhingga kepada Harry Lim, karena ‘selera dan rasa’ luar biasa untuk jazz-mulah kami berhutang budi. Dig it!


Sumber rujukan tulisan:

  • Tulisan Alfred D. Ticaulo ini pernah diterbitkan di newsletter WartaJazz (Java Jazz Festival) dan WartaJazz.com.

Tentang penulis: Alfred D. Ticaulo adalah peneliti sekaligus penulis sejarah jazz di Indonesia yang membentang dari tahun 1900 sampai saat ini

Tambahan sumber:

 


BACA JUGA - Rekam Jejak Harry Lim; Tokoh Jazz Indonesia (Bagian Satu)


BACA JUGA - Harry Lim dan "Remah Roti" dalam Catur Musik Jazz Indonesia (Bagian Dua)


BACA JUGA - Independensi Label Indie HL Records dan Kebangkitan Keynote Records (Bagian Tiga)

BACA JUGA - Peranakan Tionghoa - Indonesia Produser ‘Cetak Biru’ Jazz Dunia (Bagian Empat)

 

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner