Seputar Piringan Hitam Kiri Kanan

Seputar Piringan Hitam Kiri Kanan

Hanya selang beberapa saat dari merilis Penembak Bayaran, saya pergi ke Leiden, Belanda. Promosi album Penembak Bayaran pun dilakukan jarak jauh, kebanyakan melalui IG live. Apalagi dengan keadaan pandemi kala itu, album Penembak Bayaran belum sempat dimainkan secara langsung dalam pertunjukan. Mungkin suatu saat nanti akan terjadi.

Di Leiden, komunikasi bersama Andre terus terjalin. Andre mulai mencetak piringan hitam. Ketika test pressing datang, ia mengabarkan saya. Terpisah jarak, tak memungkinkan bagi kami untuk bersama menyimaknya. Saya percayakan kepada Andre untuk mendengarkan test pressing itu, menilai kualitasnya, dan memutuskan langkah berikutnya.  Andre merasa puas dengan test pressing, maka produksi piringan hitam dilanjutkan.

Saya juga masih melanjutkan hari-hari di Leiden. Rencana untuk pulang ke Jakarta pada Juli 2021 dan meluncurkan piringan hitam Kiri Kanan terpaksa tertunda dengan berbagai keadaaan yang ada. Terlebih, meskipun vaksinasi sudah dimulai, pandemi justru sempat menanjak di Indonesia.

Sebetulnya Andre masih memiliki rencana satu lagi: membuat buku chord lagu-lagu di album Kiri Kanan sebagai bonus piringan hitam. Kami kemudian melihatnya justru lebih padu lagi, bahwa buku chord gitar itu memang kesatuan paket rilisan itu. Saya setuju saja, tapi siapa, ya, desainernya?

Akhirnya saya menghubungi Ratta Bill via WA. Ratta adalah gitaris-vokalis band indie pop Bedchamber, belakangan juga membentuk Glyph Talk. Ratta juga sosok yang kerap menggarap visual rilisan-rilisan Kolibri Rekords, seniman/desainer dengan gaya yang khas. Ratta pernah menggarap sampul kaset rekaman kolaborasi saya bersama Bangkutaman, sebuah “band proyekan” yang kami beri nama DAM DAM POP!.

Saat itu, Ratta sedang menjelang hari pernikahannya bersama Nadine Hanisya, dan keduanya baru saja membentuk Tiny Studio. Baiklah, proyek buku chord gitar ini digarap oleh mereka.

Saya mulai mengirim foto-foto yang mungkin dibutuhkan untk mendesain buku itu, selain tentunya lirik dan chord lagu-lagu di album kompilasi Kiri Kanan.  Sebagai pelengkap, saya lampirkan pula diskografi rilisan saya.

Tektok kami berjalan cukup lancar, antara Ratta dan Nadine dari Tiny Studio, Andre dari Cathysri Records, dan saya. Bagi saya, hal sederhana ini sesungguhnya sangat menarik, bagaimana kami dengan latar belakang masing-masing dan terpisah jarak pula, dapat bersinergi semulus ini dengan saling mempertimbangkan dan menghargai pandangan masing-masing. Keren. Semoga hasilnya juga digemari bagi pemiliknya nanti.  

Ternyata, secara fungsi, bahkan saya sendiri menuainya. Ketika diadakan acara hearing session piringan hitam Kiri Kanan di toko musik Heyfolks! Bintaro, Wijaya, dan Tangerang, saya mempergunakan buku lirik dan chord itu untuk membantu saya menyanyikan lagu-lagu saya sendiri. Maklum, suka lupa.  Acara hearing session tersebut mengundang Sir Dandy, Wahyu “Acum”(vokalis-gitaris Bangkutaman), hingga David Tarigan sebagai pemandu acara.

Urusan buku lirik dan chord kelar. Dari Leiden pula saya menghubungi Jimi Multhazam (pemain drum Be Quiet, vokalis The Upstairs, vokalis MORFEM), memintanya untuk membuatkan video musik lagu “Sakit Generik”, yang saya pikir cukup cocok untuk dijadikan semacam single pertama dari album kompilasi ini. Jimi meminta waktu beberapa saat untuk mencetuskan idenya, kemudian mengirim pesan bahwa dia akan mengajak Malau sebagai model videonya. Malau adalah partner lawas Jimi sejak 1990an di kampus IKJ ketika mereka kerap menjadi MC bersama hingga kini masih langgeng berkreasi bersama dengan saluran YouTube bernama Ngobryls. Ok, mainkan, Jim!

Harlan Boer adalah penulis, musisi, produser, dan seniman visual. Pernah tergabung bersama the Upstairs, C'mon Lennon, dan menjadi manajer band Efek Rumah Kaca. Sebagai singer-songwriter hingga kini sudah merilis sejumlah single, 4 mini album, dan 2 album penuh. Tinggal dan bekerja di Jakarta.

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner