Seputar Piringan Hitam Kiri Kanan

Seputar Piringan Hitam Kiri Kanan

Piringan hitam Kiri Kanan akhirnya dirilis pada Desember 2021, ketika saya memiliki waktu untuk pulang ke Jakarta. Turun dari pesawat pada minggu pertama Desember, saya dan istri menjalankan karantina lebih dari sepekan, berlokasi di rumah susun Pasar Rumput, Manggarai, Jakarta.

Ketika sudah boleh pulang ke rumah, saya segera menghubungi Andre. Setelah sekian lama, kami kembali berjumpa di Kopi Buntu.  Kali ini, Andre telah berkeluarga, ia datang bersama istrinya. Dan kali ini, piringan hitam telah dikemas jadi, Andre membawa beberapa buah untuk saya pegang.

Ya, kami siap merilis piringan hitam Kiri Kanan.  Andre mengusulkan untuk mulai membuka layanan pra-pesan, dia telah menyiapkan akun Tokopedia Cathysri Records untuk itu. Saya setuju saja, kemudian minta tolong Andre “Cathysri” mengantarkan saya ke rumah Andre “The Upstairs” dengan sepeda motornya. Saya ingin Andre “The Upstairs” memotret album itu untuk saya posting di Instagram, sebagai visual pengumuman kepada teman-teman bahwa piringan hitam Kiri Kanan telah beredar.  

Pada acara hearing session di Heyfolks! Wijaya, saya  sempat mengutarakan kepada Wahyu “Acum” bahwa salah dua album kompilasi favorit saya adalah The Beatles- Love Songs yang dirilis dalam format double album oleh Capitol (di Amerika Serikat) dan Parlophone (Inggris) pada 1977, dan Ramones Mania (Sire Records, 1988).

The Beatles –Love Songs, bagi saya adalah representasi bagi kaset kompilasi The Beatles yang saya dengarkan saat SD dahulu, yang menjadi pintu gerbang akan keindahan The Beatles dan musik. Di sanalah saya berjumpa dengan “P.S. I Love You”,  “And I Love Her”, sampai “ Michelle”, merasakan kebahagiaan yang baru, dan klise itu memang terjadi: hidup saya tak pernah sama lagi.

Belum lama ini, di sebuah toko rekaman musik di Leiden, saya menemukan piringan hitam The Beatles – Love Songs yang belum sempat dipajang dan dibubuhi harga jual. Saya segera meminta penjaga toko untuk mengabarkan saya bila bandrol telah ditentukan (dugaan saya relatif terjangkau), untuk kemudian saya bawa pulang. Sisi A pertama adalah “Yesterday”, dan sungguh, lagu yang suka dituduh basi saking terkenalnya, justru memancarkan keindahan bertubi saat diputar dalam suasana piringan hitam kompilasi pujaan. Demikian double album itu saya bolak-balik—pandang, pegang, mainkan—seperti bocah dan robot-robotannya.   

Sementara Ramones Mania, wow, saya teringat teman SMA bernama Redia. Dia dulu punya CD itu. Ramones Mania bukanlah kesempatan pertama saya mendengarkan Ramones (seperti banyak teman di era itu, gerbang Ramones kami adalah album Brain Drain), tapi sensasi mendengar Ramones Mania telah terpatri!

Saya begitu menyukai pilihan 30 lagu di sana, juga urutannya, bahkan hingga kini. Tak dipungkiri, menjadi sangat spesial karena itulah pertama kali saya mendengarkan “The KKK Took My Baby Away” yang kontan menyegarkan deru jiwa muda. Belum lagi “Commando” dan “We’re Happy Family”. Tapi bahkan sebuah single B side “Indian Giver” menjadi berarti.

Maka secara natural, ketika merilis album kompilasi sendiri, walaupun hampir semua lagu dipilih oleh Andre dari Cathysri Records, namun The Beatles - Love Songs dan Ramones Mania cukup menjadi rujukan bagi saya dalam hal suasana albumnya. Saya senang melihat komposisi lagu di album kompilasi ini memiliki rasa yang “khas dan dinamis”. Saya senang ada lagu-lagu seperti “David Tarigan”, “Tetap Baik di dalam Hati”, “Kasak Kusuk Resign”, “Kerja Itu Liburan”, dan “Bila Lapar Melukis” di sini. Deni Taufiq Adi bukan hanya tampil sebagai desainer sampul album, tetapi ia juga mengusulkan agar lagu “Mandi” disertakan, dan itu hal yang menyenangkan buat kompilasi ini. 

Tentu, album kompilasi ini berisi “Kiri Kanan” (single yang pertama kali saya upload di Soundcloud pada 2012), “Sakit Generik”, “Jatuh Cinta Diam Diam”, dan “Jajan Rock”—sebuah lagu tentang berburu piringan hitam yang menjadi hashtag di Instagram untuk orang-orang mencari rilisan fisik, kini nyata hadir di dalam piringan hitam!

Yang juga menjadi salah satu favorit saya di sini adalah “Kopi Kaleng”. Rupanya saya tidak sendiri. Barusan saja, seseorang mengirim DM ke Instagram saya, dia meminta izin lagu “Kiri Kanan” untuk dijadikan lagu video pre-wedding-nya.  

Dekatkanlah jarak pada bahagia

Di mana piihan?

Kami mencarinya

Mungkin saya terlalu menggemari musisi-musisi outsider dengan pendekatan personal dan menyentuh semacam mendiang Daniel Johnston, dan merasa cukup terwakilkan dengan hal-hal sederhana bahwa di lingkaran yang kecil sekalipun, ada yang memberi arti pada apa yang pernah kita rekam.

Sekali lagi saya merasa bahagia.

Harlan Boer adalah penulis, musisi, produser, dan seniman visual. Pernah tergabung bersama the Upstairs, C'mon Lennon, dan menjadi manajer band Efek Rumah Kaca. Sebagai singer-songwriter hingga kini sudah merilis sejumlah single, 4 mini album, dan 2 album penuh. Tinggal dan bekerja di Jakarta.

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner