“Rolling Stones dan Kultusnya di Bandung”

“Rolling Stones dan Kultusnya di Bandung”

Cap Bandel

Waktu anak muda Bandung mengakses Stones, masanya tak terlalu jauh berbeda dengan masuknya band-band British Invasion lain. Sebutlah nama populer seperti The Beatles atau The Who. Namun, imej Stones yang bandel, urakan, dan pemberontak, dirasa lebih tepat mengakomodir suara resah anak muda saat itu.

Harry Pochang, tak memungkiri kalau hal-hal ini yang menarik minat banyak angkatannya untuk memilih Rolling Stones ketimbang Beatles. Tapi ketika itu diadopsi di Bandung, ekspresinya diakui cukup fanatik. Sefanatik orang Bandung menggemari Persib.

"Makanya muncul ke-khas-an kayak kalau di panggung penonton bilang "A, stun A", atau "Tong lagu barat wae atuh, Stone A. Itu saking fanatiknya".

Harry menambahkan: "Stones itu kan enggak perlu apa-apa (sempurna), tapi energi setannya jelas. Identik dengan mabok. Dan itu yang awalnya kebanyakan diambil. Makanya di cluster-cluster seperti terminal, Stones itu fanatik, walaupun tidak sedikit juga fans Rolling Stones yang nguliknya sampai ke lagu-lagu yang jarang dibawain".

Harry juga pernah ada di masa-masa itu. Dia belajar harmonika lewat album "12x5" (1964) milik Stones. Tak berbeda jauh dengan kemunculan Rollies, dia pun membentuk band cover Rolling Stones, bernama Batu Karang bersama Harry Roesly dan sejumlah teman lainnya. 

"Ini band SMP yang keterusan. Kami dapat visual Stones dari majalah luar yang dikenali teman namanya Asril. Itu diikutin. Vokalis Batu Karang, Cecep, kalau bawain "Mona" dia sampai pakai maracas, loncat-loncat, (saking atraktifnya) bahkan sampai disuruh turun (dari panggung) sama tentara. Tapi kita tetap terusin panggungnya, karena kami sudah sampai bolos-bolos (sekolah) buat manggung," ucap Harry mengenang.

Irfan Muhammad (menamakan nama penanya sebagai irfanpopish) adalah penulis buku @bandungpopdarlings. Sehari-hari dia bekerja sebagai jurnalis yang bertugas di Ibu Kota untuk desk Polhukam. Di luar aktivitas liputannya, Irfan sesekali masih menangani Yellowroom Records, label kecil yang dia mulai bersama sejumlah teman di Bandung sejak 2014 dan bermain untuk unit alternative, MELT.

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner