Pentingnya Menjadi Penjelajah Karya, Khususnya di Lirik Lagu Sendiri
Menurut saya, selain mengedepankan mutu rekaman, makna lagu yang paling dalam, juga harus bisa kita jelaskan. Dari prosesnya datangnya si lirik, pengaruh kejadian di sekitar dengan lirik yang kita buat, hingga memikirkan apa pengaruhnya buat orang lain.
Di sela waktu, banyak teman musisi yang menanyakan kepada saya, bagaimana cara agar musiknya bisa didengar banyak orang. Saya menjawab, saya pun tidak punya resepnya. Ketika saya dengar lagunya, dari segi aransemen hingga kualitas audio, sangat layak untuk bertengger di radio kesayangan dedek gemes. Namun, saat saya tanyakan lebih dalam tentang makna lagu dan proses pembuatan lirik, saya sedikit kecewa.
Saya: “Maksud lagumu apaan ya?”
Dia: “Tentang tidak mau menyerah akan mimpi.”
Saya: “Emang mimpi apaan?”
Dia: “Mimpi jadi musisi.”
Saya: “Lah, bukannya udah?”
Dia: “Hah?”
Hening...
Menurut perkataan penulis yang saya sukai, Austin Kleon, "Overnight success is a myth". Bahwa tidak ada yang bisa jadi jini oh jini, apalagi kalau kayak saya yang doyan tidur di kala stres (tapi itu bliss station saya). Mereka yang sukses selalu punya proses yang bisa dikatakan muter-muter. Kadang jeblos ke lubang terdalam dulu, kadang didiemin dulu, lalu ada aja gerombolan ikan yang narik pancingan kita.
Balik ke masalah musisi tadi, terkadang saya pun gelisah ketika tidak bisa memahami lagu sendiri. Contohnya sewaktu saya mengadaptasi cerpen Edgar Allan Poe untuk dijadikan lagu, saya juga mengulik semua hal tentangnya. Biasanya, proses adaptasi itu menghasilkan unsur kuat yang akan mengekor ke pengkaryaan yang kita buat setelahnya. Saat itu, saya tidak mengerti bahwa identitas karya Holaspica di masa mendatang, bergantung pada selesainya lirik "Eleonora".
Comments (0)