Pentingnya Menjadi Penjelajah Karya, Khususnya di Lirik Lagu Sendiri

Pentingnya Menjadi Penjelajah Karya, Khususnya di Lirik Lagu Sendiri

Akhirnya petualangan mencari cinta pun berhenti. Saya sudah malas makan ikan tersebut. Hingga setahun setelah kejadian itu, saya pindah ke Yogyakarta, dan menemukan kecelakaan yang bodoh, lapar, tapi enak banget! Kala itu, karena situasi yang sangat mencekam yakni saya sedang menjalani proses rekaman dan sayangnya harus dihentikan karena mati lampu, akhirnya saya pun memakan makanan yang sudah disiapkan teman saya. Entah mungkin karena ngelih bercampur ngantuk atau gak sadar karena tertipu oleh sambal terasi yang uenakkkkkk banget (sumpah gak bohong), akhirnya makanan habis tanpa ba-bi-bu.

Sampai esoknya, saya ketagihan untuk makan menu sambel terasi semalam. Dia pun mengantar saya ke tempat itu. Ketika tahu, ternyata itu WARUNG PECEL LELE. Hampir berkata kasar, saya pun meminta pulang, tapi teman saya bilang bahwa ibu yang punya warung ingin berkenalan dengan saya. Saya menyanggupi. Sambil melihat si lele di depan meja, saya berusaha mencermati yang dikatakan si ibu.

Nduk, di sini sambalnya enak yo. Banyak yang ke sini biar bisa bikin sambal yang sama. Cuma katanya sambal hasil mereka belajar tidak seenak punya ibu, hihihi,” ungkapnya.

“Kamu mau belajar juga gak?” lanjutnya. Kata-kata itu bagaikan hal yang menghipnotis saya. Beliau bukan hanya menceritakan sambal dan lelenya yang bermutu dan segar, tetapi juga tentang perjuangan menafkahi anak-anaknya, hingga makanan saya pun habis. Entah kok si lele yang saya benci bisa ketelen gitu aja. Dalam hati saya pun berkata, si ibu bukan hanya penjual yang menginginkan uang saya, tetapi ada ketulusan, kejujuran, hingga pemahaman akan produk yang ia jual.

Maka, jika ditanya, siapa yang menginspirasi dalam membuat karya, ibu pecel lele merupakan salah satunya. Ia mengajarkan saya untuk benar benar memahami, mengulek sampai biji keluar dari daging si cabe, dan tomat seperti apa yang dipakai agar menghasilkan masakan seperti itu. Saya yang tadinya sudah hilang feeling sama pecel lele, akhirnya sering mampir ke warung ibu itu.

Bernama lengkap Virdiyas Eka D, lahir di Bandar Lampung, saat ini berdomisili di Utara Yogyakarta. Perempuan yang berada di belakang musik solo-Holaspica, mempunyai ketertarikan lebih banyak pada penulis. Bukan yang suka buat quotes di Instagram, tapi di buku yang mungkin tidak banyak orang melihat dan terlalu tua untuk ada di rak best seller.

Selain musik dan buku, Dias pun sempat ada di suatu gerakan sanitasi di kota lahirnya. Di mana, sekali lagi, ia bisa berbicara menggunakan musiknya, dalam menyuarakan isu air. Terakhir, dirinya masih belajar mempelajari alur hidup, yang saat ini membuat dirinya, mau tidak mau, membuat lagu cinta. Entah karena terlalu jujur sudah bisa jatuh cinta atau disesatkan sedikit oleh yang punya empu kehidupan.

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner