Kala Chapter 0.5 (Prelude to Dissonant Realm)

Kala Chapter 0.5 (Prelude to Dissonant Realm)

Tahun 2000an awal adalah era pertama kali saya mendengarkan black metal (yang merupakan subgenre extreme metal). Band lokal yang pertama kali saya dengar adalah Hellgods dengan single “Kabut Keabadian” yang terdapat dalam kompilasi rilisan Rotor Corp, yang didistribusikan oleh Musica, Metalik Klinik. Selain Hellgods, saya juga mengenal band black metal pertiwi gelombang awal seperti Sacrilegious dari kompilasi Independent Rebel. Tidak berselang lama, saya membeli kaset Cradle of Filth – Midian dan kompilasi black metal luar berjudul Gods of Darkness yang dirilis oleh Nuclear Blast Records. Saat era internet masih sangat minim, kaset kompilasi begitu berharga sebagai pintu referensi.

Mengenal black metal adalah sesuatu yang baru buat saya yang masih duduk di kelas 1 atau 2 SMP. Dari kompilasi itu, saya mendengar band-band black metal Skandinavia yang akhirnya menjadi favorit saya seperti Emperor, Satyricon, Mayhem, Dissection, Nagflar, dan lain-lain. itu lah awal perkenalan saya dengan musik black metal, sejak hampir dua dekade yang lalu dan menjadi penikmat musik “kegelapan” secara pasif, meski memang tidak sedalam saya menyelami subgenre extreme metal lain, seperti death metal dan menjadi pelaku aktif musik tersebut.
Bertahun - tahun saya menjadi penikmat pasif musik yang tumbuh berkembang di daratan Eropa tersebut. Sampai akhirnya, di pertengahan tahun 2017 saya aktif menjadi “pelaku” dengan berjalannya proyek yang bernama “KALA”. Proyek ini berformat duo, hanya saya dan mitra musikal saya, Arbja. Rekan saya, Arbja sempat tergabung di unit chaotic math asal Yogyakarta, Spider last moment. Mereka sempat mengeluarkan dua album, sebelum kandas diterpa berbagai kesibukan personilnya.

Sejak pertengahan tahun 2017, kami menggarap materi KALA. Musik KALA sendiri lebih condong ke arah black metal yang disonan. Referensi kami adalah band black metal asal Perancis, Deathspell Omega yang dioplos dengan elemen-elemen oldskool death metal ala Immolation, Incantation, Morbid Angel, dengan hibrida musik chaotic ala Converge sebagai benang merah dari band Arbja sebelumnya.

BACA JUGA - Napak Tilas Personal Mengenai Themilo – Wasted Parts (Bagian 2)

Proses kreatif sangat cepat dan mengalir deras seperti erupsi larva dari letusan gunung merapi, karena refrensi dari CD dan piringan hitam yang kami dengarkan memiliki banyak kesamaan. KALA sendiri memainkan musik yang belum pernah dimainkan di band atau proyek kami sebelumnya, walaupun hanya permukaan atau sisi musikal saja yang kami terapkan. Kami tidak akan pernah menjadi “TRVE” dan akan terus bereksplorasi dengan pondasi materi awal kami yang kami kembangkan. Saya anggap, vokal saya di KALA adalah bagian dari musik untuk menambah, menciptakan atmosfer dan nuansa chaos selayaknya musik dari KALA pada fase ini.

Sekitar pertengahan Januari 2018, KALA merilis rilisan fisik dalam format CD tanpa promo yang gencar. Hal itu disebabkan proyek ini juga belum pernah manggung.dan pergerakan kami cukup klandestin dengan lebih menikmati fase “bertapa” di studio milik kami. Di akhir tahun 2017, seluruh materi untuk full album perdana kami yang bertotal delapan track sudah rampung kami rekam, dan tinggal menunggu artwork dari Morrg (Rajasinga). Jadi, saat ini materi full album dari KALA – Chapter 1: Hymns of Dissonant Soul sudah rampung proses produksi. Full album perdana kami dirilis via label Resting Hell yang berkerja sama dengan Alaium Recs. Kami cetak dengan kemasan digipack dengan CD-pro yang akan dirilis tidak lama lagi. Saat ini, kami sedang berlatih untuk penampilan live dengan bantuan additional drummer dan bassist. KALA juga sudah memulai proses kreatif untuk konsep album kedua, walaupun album pertama belum dirilis.


CD Album KALA "Chapter 0.5 Prelude to Dissonant Realm" - Foto: Daniel Mardhany docs.

Di tengah jeda menungu artwork full album kelar, kami memutuskan untuk melepaskan rilisan perdana kami dalam format audio CD. Sebenarnya, saya bingung mau menyebut ini sebagai perilisan single atau EP. Total dari cakram lima inci ini berisi lima lagu dengan total durasi sekitar 27 menit. Ini kali pertama label saya, Alaium Records mengeluarkan rilisan fisik dalam format CD, walaupun bukan CD pro tapi CDR yang dicetak dengan format kemasan campuran slipcase dan digipack. Sebelumnya, Alaium Recs hanya merilis dalam format kaset dan sudah hampir 30 rilisan dalam medio sekitar tiga tahun lebih, atau sejak tahun 2014.

Vokalis dari band death metal Ibukota, Deadsquad.
Owner dari minor label dengan genre musik heterogen Alaium Records, fokus merilis album band dalam format kaset.
alaiumrecords@gmail.com
www.facebook.com/alaiumrecords

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner