Gempita Rockabilly Nusantara: Sejarah, Evolusi & Gemah Ripah
Puncak dari segala histeria rockabilly tersebut adalah ketika The Hydrant menjejakkan kaki di belantika musik pada 2004. Saat itu bak jadi tahun resmi lahirnya rockabilly di Indonesia. Aksi panggung, gestur, dan pompadour Marshello yang sungguh Elvis—Brown Elvis! He totally is!—serta ditimpali gaya klimis-parlente Wis, Zio, dan Morris; duhai menarik perhatian skena musik lokal. Apalagi kala The Hydrant lebih mendorong arah imej mereka ke Stray Cats.
The Hydrant formasi pertama. Nabi Rockabilly Nusantara.
Sejak momen tersebut, wabah rockabilly di Bali kemudian meluas. Di program radio saya berikutnya di OZ Bali, OZ Clash Pistol, secara rutin saya membahas tuntas rockabilly. Memutar lagu-lagunya, bicara sejarahnya, mewawancara pegiat dan penggiatnya. Selain itu saya juga rutin menerbitkan tulisan tentang geliat rockabilly di Bali, menyelenggarakan konser-konser kecil yang khusus bertemakan rockabilly, malah turut membidani lahirnya band pyschobilly pertama di NKRI: Suicidal Sinatra.
Kuartet yang tadinya menamakan dirinya S.O.S. (Soul of Speed) tersebut saya rombak namanya menjadi lebih sensasional: Suicidal Sinatra. Rupawan seperti Frank Sinatra namun attitude-nya bergajulan. Nama masing-masing personel—Opix, Leo, Kappe, Ajie—semuanya dibubuhi Sinatra di belakangnya. Terinspirasi The Ramones. Berikutnya suri tauladan yang tadinya lebih mengarah pada The Living End bergeser ke Tiger Army dan Reverend Horton Heat. Ketika usaha busana saya, Suicide Glam, menyelenggarakan pagelaran busana, saya pertemukan The Hydrant dan Suicidal Sinatra sebagai hiburan musik. Glampunkabilly (Suicide Glam) berjabat erat dengan Rockabilly (The Hydrant) serta Psychobilly (Suicidal Sinatra).
Gempita rockabilly nan meriah ini menarik perhatian majalah Playboy—jika tak salah di tahun 2007—sampai akhirnya menerbitkan artikel yang panjang lebar menjabarkan dinamika rockabilly di Bali. Secara jitu Playboy mentajuki fenomena ini: Rockabali.
Comments (0)