Funk. MSG Untuk Musik Indonesia? (Bagian 3 dari 3)

Funk. MSG Untuk Musik Indonesia? (Bagian 3 dari 3)

Era 2000an –  2018

Peringatan sebelum membaca tulisan penutup ini: saya harus melonggarkan definisi funk yang akan dibicarakan. Pada dasarnya adalah ketukan patah-patah, drum yang bikin badan bergoyang, isian bass “nakal” kadang dimainkan dengan teknik slap, serta permainan gitar berdecit tajam. Lingkupnya adalah musik populer Indonesia. Mari.

Sesuai sejarahnya karena lahir, dimainkan dan dihidupkan oleh musisi kulit hitam, maka musik funk juga akan selamanya menempel erat dengan akar musik kulit hitam itu sendiri seperti jazz, blues dan R&B. Itu takdir yang terjadi dengan funk di belahan dunia manapun.

Begitu pula di Indonesia jika bicara funk era 2000an hingga kini. Makanya banyak musisi dengan sentuhan funk lumrah ditemui dalam acara festival jazz internasional. Lucunya meskipun begitu di Indonesia sepertinya masih tabu menyelenggarakan acara musik spesifik bertema funk, karena hingga kini -koreksi bila saya salah- belum pernah ada.


Maliq & D’Essentials

Bicara funk dalam musik populer Indonesia era 2000an selepas Humania dengan album Interaksi, bisa dimulai dari Maliq & D’Essentials. Bukan kebetulan bila salah satu personil Humania, EQ Puradiredja adalah paman dari Angga dan Widi Puradiredja, kakak adik pendiri Maliq & D’Essentials. EQ memproduseri album perdana Selftitled di (2004) dengan nuansa funk cukup kuat di albumnya. Kemudian di album keduanya Free Your Mind (2007) sentuhan funk lebih kental hadir terutama dalam lagu “Heaven” dan “Funk Flow”.

BACA JUGA - Funk. MSG Untuk Musik Indonesia? (Bagian 2 dari 3)

Kedua lagu itu bagaikan respon Maliq & D’Essentials terhadap funk, terutama “Funk Flow”. Musik patah-patah tidak pas jatuh pada ketukan satu, drum yang membuat badan bergoyang, bass funky yang di slap, gitar berdecit, suara kibor yang mengisi dengan nakal, sempilan synthesizer, dan seksi tiup yang bersahut-sahutan, ditambah rapper tamu Kyriz Boogiemen yang ditingkahi oleh vokal meliuk Angga dan Indah yang aduhai di bagian reffrain-nya.

Selain Maliq & D’Essentials dari kubu jazz bassis Barry Likumahuwa merilis album solo perdananya Good Spell (2008) yang bernuansa funk. Dengan fasih ia menyeduh jazz modern dengan funk hingga di album-album berikutnya ketika memakai nama BLP (Barry Likumahuwa Project)

Dari blues ada Gugun Blues Bug (sekarang Gugun Blues Shelter) dengan album perdana Get The Bug di 2004. Trio blues rock ini sedikit banyak melipir ke funk juga. Simak dalam lagu “20 Dollar” dari album perdana mereka sebagai penampil trio blues/rock.

Vokalis/gitaris 70sOC dan penjaga konten Pophariini.com. Suka membaca tentang musik, tentang subkultur anak muda dan sangat gemar menonton film.

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner