Bicara tentang Fulan, Si

Bicara tentang Fulan, Si "Boneka Black Metal"

Kenapa saya sampai bicara sedikit panjang lebar di atas karena si Fulan tadi yang sepertinya masih merasa bertahtakan kegelapan seenaknya berceloteh soal keabsahan kontekstualisasi budaya dan black metal di Nusantara. Misal, apa ada yang salah jika seni batik berkelindan bersama elemen-elemen yang identik dengan musik ekstrim ini? Justru dari kondisi semacam itu menciptakan ruang dialog yang sama-sama saling menguatkan.

Yang barangkali kurang dipahami oleh sebagian pihak adalah kita sebagai bagian dari scene ini sedang mencoba menciptakan sejarah. Ayolah, kita bikin sejarah black metal sendiri di Indonesia. Seorang profesor sejarawan dari Israel, Yuval Noah Harari, mengatakan dalam bukunya Homo Deus: A Brief History of Tomorrow, bahwa para sarjana di semua bidang sering berusaha memperluas horizon kita sehingga membentangkan di depan kita masa depan baru yang tak dikenal. Ini terutama benar pada sejarah. Meskipun para sejarawan kadang-kadang berusaha meramal (tanpa sukses yang berarti), bagaimanapun yang paling penting tujuan sejarah adalah untuk menyadarkan kita akan kemungkinan-kemungkinan yang secara normal belum kita pertimbangkan. Para sejarawan mempelajari masa lalu tidak dalam rangka untuk mengulanginya, tetapi dalam rangka terbebaskan darinya.

Pertanyaannya, apakah kita selamanya merasa puas terperangkap doktrin-doktrin usang perihal black metal (ala media arus utama) dan tidak pernah ada keinginan sedikit pun untuk membebaskan dari kungkungan tersebut?

Ayo, kita saling membuka mata berjalan seiringan menegakkan bendera menuju ajang FOGFEST tahun depan. Tak usah terdistraksi oleh ucapan konyol seperti jangan main-main dengan black metal karena merasa paling trve dan radikal, namun diajak bertukar gagasan bersama kawan-kawan lain yang saling bekerja dan mendukung perhelatan ini pun keteteran. Tetaplah menjadi diri sendiri, bukannya memperkeruh situasi hanya karena keidiotan yang tidak disadari lalu merasa nyaman menjadi boneka dari pihak-pihak yang merasa iri dan memanfaatkannya.

BACA JUGA - FOGFEST : Sebuah Tanggung Jawab Menemukan atau (Kembali) Membunuh Diri Kita

Hernandes Saranela

Hernandes Saranela merupakan pembuat film personal di bawah bendera kolektif Cinemarebel Yogyakarta. Vokalis dari band Punk DEMSTER & band Pagan Metal ENUMA ELISH. Juga menjadi pengajar film dan akting di salah satu kampus di Jogjakarta.

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner