Apa Kabar, Radio?

Lalu, ada Edi Pribadi, alias Epri, penyiar yang mengisi suara Catatan si Boy. Sandiwara malam Jumat di Radio Prambors ini begitu diminati, hingga akhirnya diangkat menjadi seri layar lebar. Berawal dari siaran Diary Leila S. Chudori pada 1981, Catatan si Boy pertamakali mengudara pada 1985.

Masih ada banyak lagi siaran Radio Prambors yang ternama. Bagi generasi 1990an, salah satu yang paling berkesan adalah Indie Lapan, ketika Dodo Abdullah menjadi Music Director Radio Prambors. Berawal dari Indo Lapan, sebuah acara tangga lagu Indonesia, Dodo mulai menerima demo tape dari band-band unsign yang menarik minatnya, hingga kemudian dibuatlah chart khusus untuk musik indie. Di acara Indie Lapan inilah band-band seperti Waiting Room hingga Rumahsakit, dan banyak band independen lainnya kerap diputar.

Lain Prambors, lain Radio Mustang. Bugi Usman adalah sosok legendaris di sana, bersama acara yang diasuhnya setiap malam Kamis: Rock N’ Rhythm. Mengudara sejak 1989, acara ini memutar banyak musik ekstrim, mengudarakan reportoar thrash metal yang lagi jadi “macan underground” saat itu. Di acara ini, anak-anak muda bisa “nguping” lagu-lagu yang bahkan sulit untuk didapat di toko rekaman musik di Indonesia. Kondisi semakin absah tatkala Sepultura menyempatkan hadir ke Radio Mustang di sela jadwal konser mereka di Jakarta dan Surabaya pada 1992.    

Pada 1980an dan 1990an, tenar pula Radio Suara Kejayaan (SK). Formatnya unik: radio humor. Banyak sekali pelawak besar yang pernah siaran di radio ini. Salah satu acara yang paling fenomenal adalah Opor Ayam yang diisi oleh Bagito. Acara-acara di Radio SK bahkan bisa dihadiri oleh pendengar, menonton langsung di studio.