TaringForIndonesia di Wacken Open Air 2019, Jerman (Bagian Satu)

TaringForIndonesia di Wacken Open Air 2019, Jerman (Bagian Satu)

Tanggal 30 Juli 2019 pesawat yang membawa kami mendarat di Hamburg. Kami lantas dijemput oleh staf KJRI Hamburg untuk ramah tamah di kantor KJRI. Jamuan makan siang dengan menu masakan Indonesia adalah bentuk sambutan yang luar biasa. Sekilas, tim dari DCDC Dream World menjelaskan maksud kedatangan ke Jerman dan pentingnya membawa nama Indonesia ke festival musik internasional sekelas W:O:A sebagai bentuk promosi dan mengenalkan potensi musik metal Indonesia. Ketika kami sampai di apartemen, terlihat para personil Taring menikmati perjalanan yang menguras energi tersebut, bahkan sebelum festival secara resmi dibuka mereka menyempatkan diri melihat langsung arena festival W:O:A yang jaraknya sekitar 40 menit dari tempat mereka menginap.

Jam digital yang dipasang sebelah kiri panggung terus berdetak menunjukan waktu. Sisa waktu tiga puluh menit panggung telah kosong, yang artinya para personil Taring harus mulai bergerak masuk ke dalam panggung untuk memeriksa instrumen dan sistem tata suara monitor panggung. Dua buah standing banner dengan logo Taring telah disiapkan dan mulai dipasang di sudut kiri-kanan panggung. Satu per satu mereka memeriksa suara instrumen mereka dan sistem monitor. Terlihat Gebeg mulai duduk di kursi drum dan mulai memeriksa perlengkapan drumnya.

Tiba-tiba, Gebeg memanggil John dan terlihat membisikan sesuatu di tengah keriuhan suara penonton dan instrumen musik. Wajah John sontak terlihat pucat namun tetap berusaha tenang begitu Gebeg selesai berbisik. John terlihat bergegas keluar dari area belakang panggung. Langkahnya makin cepat menuju area Artist Village, area yang khusus diperuntukan bagi artis penampil termasuk band-band yang tampil di History Stage. Hanya dengan tanda pengenal khusus orang-orang bisa masuk ke area ini.

Di dalamnya, terdapat dua tenda besar yang difungsikan sebagai ruang ganti dan area makan dengan sajian menu makan pagi, makan siang dan makan malam yang dapat diakses menggunakan kupon khusus. Di sekitarnya, terdapat tenda-tenda kecil salah satunya adalah Metal Battle Lounge yang dijadikan area berkumpul para juri, agensi internasional, wartawan, dan orang-orang penting dari perusahaan rekaman. Di area ini, terdapat gerai bir dan kopi gratis yang bisa diakses selama festival berlangsung.

Ketika hari berganti malam dan suhu mulai dingin, di area ini juga disediakan perapian di beberapa titik untuk menghangatkan badan. Suasananya dibuat senyaman mungkin sebagai bentuk penghargaan terhadap para tamu undangan festival W:O:A.              

Di tengah area Artist Village, terlihat John berbicara dengan beberapa orang dengan mimik serius. Terlihat dia mencoba menjelaskan sebuah situasi pada setiap orang yang dia temui. Termasuk pada Sascha Jahn yang bertugas selaku ‘kepala sekolahnya’ program W:O:A Metal Battle.

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner