Jurnal Perjalanan: 2 Agustus 2017, Ketika Bendera Merah Putih Kembali Berkibar di Wacken Open Air, Jerman

Jurnal Perjalanan: 2 Agustus 2017, Ketika Bendera Merah Putih Kembali Berkibar di Wacken Open Air, Jerman

Sekitar pukul 15.00 waktu Jerman, Beside mendapatkan akses untuk masuk ke belakang Headbangers Stage untuk bersiap-siap. Dibantu oleh kru panggung profesional yang sudah disediakan oleh pihak penyelenggara, Beside mempersiapkan semua alat-alat dan melakukan check-line sembari menunggu kandidat lain yang sedang tampil di W.E.T Stage. Semua dilaksanakan dengan tepat waktu dan sesuai dengan prosedur. Menuju pukul 16.25 waktu Jerman, sang host berdiri di atas panggung dan mempersembahkan Beside untuk tampil di hadapan metalheads yang sudah memadati area di depan Headbangers Stage.

Perwakilan dari Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) yang berlokasi di Hamburg pun secara khusus datang untuk menyaksikan dan mendukung Beside. Sejak awal kali Beside dan Tim Indonesia sampai di Hamburg, KJRI menyambut dan menjamu dengan luar biasa. Ibu Konjen Sylvia Arifin, sang suami Bapak Awan Mulyawan, Pak Sasongko, Pak Roy Martin Hasudungan, dan Pak Junaedi adalah beberapa dari perwakilan KJRI yang membantu banyak hal berkaitan dengan perjalanan Beside dan Tim Indonesia selama berada di Jerman. Ibu Konjen Sylvia Arifin dan suami sengaja datang di hari Beside akan tampil dan mereka langsung berada di jajaran paling depan, berpegangan di barikade yang menghadap tepat ke depan panggung.

Dua buah bendera Indonesia dan side-drops berlogo Beside sudah dipasang di atas panggung ketika tirai dibuka. Bebi (Drum), Roy (Gitar), Izal (Bass), dan Bokir (Gitar) sudah bersiap dan membelakangi penonton untuk memulai intro dari lagu pertama mereka, “Spirit in Black”. Tak lama setelahnya, Agrog (Vokal) masuk dan mulai membakar panggung Metal Battle hari itu dengan lagu yang diambil dari album kedua mereka, Eleven Heroes.

Terlihat dari ekspresi penonton, mereka penasaran terhadap siapa itu Beside. Tetapi, satu hal yang menarik dari massa yang ada disini adalah mereka memang datang untuk menikmati festival musik ekstrim dan terbuka pada band apapun yang mereka tonton. Selama musik yang dimainkan di atas panggung dapat diterima dan mereka menyukainya, mereka akan menikmati dan mengapresiasi layaknya mereka sedang menonton band favorit mereka.

Usai lagu pertama, Beside memperkenalkan diri dan menyapa metalheads yang ada dalam tenda dome berkapasitas lebih kurang 8000 penonton. Tak lama setelahnya, Beside memulai lagu kedua mereka, “Ambisi Arogansi” masih dari album Eleven Heroes. Terkait dengan ketatnya regulasi yang ada terutama mengenai waktu, Beside harus fokus pada optimalisasi penampilan mereka di atas panggung. Jam digital yang disediakan di samping panggung menjadi penanda waktu yang harus dipatuhi. Jika Beside melewati batas waktu yang telah ditentukan, panitia akan memotong penampilan Beside dan peraturan tersebut berlaku untuk semua band, tanpa terkecuali.

Pada lagu kedua ini, penonton terlihat semakin menikmati dan mengenali karakter musik yang dibawakan oleh Beside. Aktivitas headbanging semakin terlihat dan area moshpit mulai aktif dan memanas. Antusiasme yang ditunjukkan oleh penonton yang ada disitu jelas memberi dampak positif pada Beside. Mereka berada jauh dari kota dan negara asal mereka, tampil di atas panggung besar dari salah satu festival legendaris dunia, dengan penonton yang datang dari seluruh penjuru bumi, dan ternyata sambutan yang Beside dapatkan lebih menakjubkan dari perkiraan. Beside mendapatkan hadiah besar untuk dua dekade eksistensinya.

“Under Hollow” dan “Dead of War” adalah dua lagu selanjutnya yang dibawakan oleh Beside. Semangat yang ditunjukkan oleh penonton tidak menurun, bahkan semakin jelas terlihat hingga akhirnya Beside selesai memberikan performa terbaik mereka. Di akhir penampilan, Beside menyempatkan diri untuk berfoto di atas panggung dan the devil horns hands segera memenuhi latar belakang para personil dan bendera Indonesia yang mereka kibarkan di atas panggung. Pada akhirnya, aura kompetisi yang sedang mereka jalani berubah menjadi satu bentuk rasa syukur dan haru yang memenuhi perasaan semua personil dan tim Wacken Metal Battle Indonesia 2017. Terlepas dari hasil akhir, hal ini sudah menjadi prestasi untuk Indonesia, khususnya ranah musik bawah tanah.

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner