Vocal, Unavailable at Store

Vocal, Unavailable at Store

Dalam musik, vokal merupakan salah satu instrumen yang tidak pernah dijual di toko alat musik manapun. Walaupun kini sudah banyak yang bisa merepresentasikan vokal atau suara manusia dalam berbagai aplikasi untuk berbagai kebutuhan, semuanya nyaris masih berupa sintetis, atau sudah tersimpan dalam media rekam. Tidak semudah instrumen musik yang lain seperti gitar, bass, drum, keyboard, dan alat musik lainnya yang bisa didapatkan dengan mudah di toko alat musik, tentu dengan membelinya. Terkecuali di toko alat musik dijual manusia yang bisa bernyanyi, nah itu baru asli. Begitu banyak jenis microphone yang kini hadir dan dirancang khusus untuk menangkap vokal atau suara manusia. Namun, tanpa kehadiran tubuh manusia dan suara yang dikeluarkan lewat pita suaranya, microphone tersebut hanyalah sebuah benda mati buatan pabrik.

“Gitu-Gitu Aja”
Semenjak hadirnya spesies manusia pertama di muka bumi ini, suara manusia tetap begitu adanya. Beda halnya dengan instrumen musik lain, fitur-fitur yang tercipta senantiasa mengalami perubahan. Bahasa dan dialek menjadi ciri khas masyarakat suatu daerah, begitu pun peristiwa rentang sejarah dalam sebuah peradaban. Namun, suara manusia pada intinya tetap gitu-gitu aja. Bahasa yang dimiliki oleh orang Indonesia atau masyarakat di Nusantara begitu banyak ragamnya, namun jika seandainya kita tidak mengerti satu pun bahasa yang ada di Nusantara, maka semua itu hanyalah suara manusia yang sedang berbicara. Suara manusia yang didengar utuh sebagai bunyi manusia itu sendiri, sebelum memasuki sebuah wilayah tatanan atau cara berkomunikasi, isyarat, maupun ekspresi.

Jika kita melihat atau mendengar seseorang mampu membunyikan suara binatang, kendaraan, maupun bebunyian lainnya, itu merupakan sebuah peniruan saja. Setelah selesai, seseorang akan kembali lagi berbunyi sebagaimana manusia pada umumnya ketika ia berkomunikasi. Terkecuali, jika di dalam sebuah kelompok masyarakat, mereka memiliki sistem komunikasi atau bahasa yang unik, berbeda dengan bahasa yang digunakan pada umumnya. Misalnya seperti dalam film “God Must Be Crazy”, penduduk di Kalahari sana memiliki bahasa dengan bebunyian yang unik.

Robi Rusdiana

Tokoh ini sudah sangat akrab dengan dunia musik. Gitar, keyboard, hingga piano klasik sudah menjadi bagian dari kesehariannya sejak kecil. Ketertarikannya pada musik dilanjutkan pada pendidikan formal hingga meraih gelar Magister Seni di tahun 2013. Robi Rusdiana juga merupakan pendiri dari proyek musik Ensemble Tikoro.

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner