Spawning Snakegoat Seeds - J

8 Juni 2018 - Everloud Japan Vol 0 - El Puente Yokohama

Ini kali kedua DeadSquad bermain di Yokohama, tapi tempat tur tahun 2018 berbeda dengan tur pertama (2016). Pada tur pertama, kami bermain di FAD (Flower and Dragon). Tempatnya cukup luas dan merupakan satu-satunya tempat gigs di Jepang yang tidak berada di “underground”. Umumnya, tempat gigs/bar di Jepang berada di basement.

DeadSquad di El Puente, Yokohama | Foto milik DeadSquad

Tahun 2018, kami bermain di El Puente. Dimensi tempat ini hanya seperempat dari FAD, tapi El Puente adalah salah satu tempat yang cukup signifikan untuk skena Jepang, khususnya Yokohama. Band seperti Capitalist Casualties, Wormrot, Rotten Sound, dan Infest pernah bermain di tempat “sempit” ini. Dua tahun yang lalu, konser Infest di tempat ini dibagi menjadi dua babak, siang dan malam karena tiket terjual habis. Terjual habisnya tiket ternyata hanya 75 tiket, hahaha. Jadi, bisa kebayang sekecil apa tempat ini.

Marjinal juga pernah bermain di tempat ini. Owner El Puente cukup akrab dengan personil Marjinal. Beliau bercerita bahwa ia pernah liburan ke Jakarta dan menginap di markas Taring Babi. Yang saya suka dari bermain di tempat dengan skala kayak gini adalah keintiman antara penonton dan band. Semua band dan penonton yang datang jadi saling berinteraksi. Ini merupakan bagian terpenting menurut saya dalam sebuah tur, di mana pun itu. Saya sebagai merch guy (penjaga lapak) senang sekali dengan momen bertemu teman baru dan teman lama yang datang pada Everloud Vol 0.

DeadSquad di El Puente, Yokohama | Foto milik DeadSquad

Everloud Vol. 0 dibuka oleh Strange. Style musik mereka death thrash, mengingatkan saya akan Demolition Jammer dan Death era tiga album awal. Setelah mereka adalah penampilan Sete Star Sept, duo noise grind yang sudah lebih dari dua kali melakukan tur Indonesia dan bermain dengan liar. Formasi mereka hanya drum dan bassist wanita yang merangkap vokal. Setelahnya, saatnya menyaksikan salah satu band doom death metal asal Jepang favorit saya menghajar panggung, ya, Anatomia! Trio doom death metal yang sudah cukup populer di Amerika dan Eropa ini memainkan lagu death metal ultra lambat dengan sound yang heavy dan raw. Saya kenal dengan Takeshi (drummer/voc Anatomia yang juga merupakan gitaris/voc Necrophile) saat DeadSquad bermain di Asakusa Deathfest 2016.

Ini sih penilaian saya yang sangat subjektif, karena musik yang mereka mainkan memang musik yang cukup “saya banget”. Anatomia berhasil menyuguhkan death metal primitif ala Autopsy, Asphyx, dan Winter. Death metal tidak harus selalu ngebut dan Anatomia adalah salah satu wujud konkrit stigma itu. Musik mereka sangat minim blast beat. Mereka lebih berkutat menciptakan nuansa ala band-band doom death metal awal '90an.

Akhirnya, DeadSquad unjuk taring serbagai penutup Everloud Japan Vol 0. Respon penonton kali ini lebih brutal dan intim dibandingkan panggung sebelumnya di Nakano. Banyak teman-teman dan penonton yang sudah pernah nonton DeadSquad di Osaka pada tur 2016 yang datang lagi saat itu. Banyak juga wajah baru yang kami temui. Yeah, kami membawakan sembilan lagu, dan di akhir lagu ke-tiga microphone saya mati, hahaha. Akhirnya terpaksa saya menggunakan mic yang disediakan di venue. Banyak tokoh skena Yokohama yang datang pada event ini dan kami mendapatkan respon positif. Hal ini bisa disandingkan dengan penjualan merch dan CD yang lebih laris dari panggung sebelumnya.

DeadSquad di El Puente, Yokohama | Foto milik DeadSquad

Jam menunjukan pukul sebelas malam, dan waktunya kami menerobos hujan mengejar kereta terakhir. Kami balik dalam keadaan capai tapi sangat senang dengan feedback yang kami dapatkan dari audience di El Puente, Yokohama.