Siapa Bilang Rilisan Fisik Tidak Bisa Jadi Seperti Emas

Siapa Bilang Rilisan Fisik Tidak Bisa Jadi Seperti Emas

“Sepertinya saya akan mulai membeli rilisan fisik band yang saya sukai, ada kisi-kisi terakhir yang sepertinya patut untuk saya dengarkan?”

Untuk kalian yang mau memulai membeli rilisan fisik, semua bergantung dari rilisan fisik band luar atau lokal yang akan kalian beli, dan kondisinya baru atau bekas pakai. Jika kalian menyukai band luar negeri dan ingin membeli rilisan fisik mereka, harga rilisannya tentu dinilai dengan dollar, euro, poundsterling, yen, dan mata uang lainnya. Tentunya, tiap tahun harga mereka bakalan naik mengikuti naiknya mata uang luar negeri tersebut dan belum termasuk ongkos kirim jika ternyata di Indonesia tidak ada yang menjualnya.

Tapi, kalau kalian suka dengan rilisan fisik band indie/underground lokal yang baru-baru dan baru rilis, tentu saja harganya masih masuk jangkauan, kaset dan CD di harga 25.000 sampai 100.000 rupiah. Dan tentunya format yang sedang kembali bersinar di lima tahun belakangan ini, apalagi kalau bukan piringan hitam, banyak band indie/underground lokal yang memilih merilis ulang album mereka ke dalam format piringan hitam. Format yang paling diyakini tahan secara usia dan memiliki kualitas terbaik di antara rilisan fisik lainnya.

Tentunya harganya lebih bisa mencapai beberapa kali lipat dari harga kaset atau CD, untuk harga piringan hitam sebuah album band indie/underground lokal yang baru rilis lima tahun belakangan ini ada di kisaran harga 150.000 sampai 600.000 rupiah. Tapi, format ini dicetak tidak dalam jumlah sebanyak CD dan kaset, karena harganya yang lumayan dan untuk beberapa orang yang menyukai band tersebut tidak memiliki alat pemutarnya

Dengan jumlah sedikit, kemungkinan untuk jadi rare ketika habis terjual sangatlah besar. Bayangkan jika kamu membeli vinyl band lokal yang cukup favorit di khalayak umum yang dicetak sebanyak 300 buah saja, dan ternyata peminatnya melebihi 300 orang, yang di luar 300 orang yang mendapatkannya akan menanti kalian yang mendapatkannya menjualnya kembali meskipun dalam kondisi bekas.

Andaikan pada saat rilis piringan hitam tersebut 300.000 rupiah, keesokan harinya ada yang menjual dengan 500.000 rupiah dan laku, pasti ada yang berpikir bahwa dia bisa menjualnya lebih mahal lagi seperti 600.000 rupiah, dan di situlah harga mulai berputar teman-teman.

Dengan ini saya bisa mengutip perkataan mba Feni Rose utuk mempromosikan rilisan fisik, “Beli sekarang atau besok harga sudah naik”.

Ghibran Anshar

Ghibran 'Gery' Anshar

Lahir pada 20 Juli 1992 di Jakarta dan tumbuh besar di sana. Memiliki ketertarikan pada musik dan rilisan fisik sejak Sekolah Dasar, dan kini mengumpulkan semua format rilisan fisik (CD, kaset dan piringan hitam). Menjadi manajer untuk @godplant.band sejak 2018. Bekerja di Quickening Jakarta, salah satu distributor merch dan rilisan fisik luar negeri atau impor. Empat tahun belakangan menjadi bagian dari panitia Record Store Day Indonesia.

"Karena saya menyukai Jepang, mungkin slogan Tower Records akan cocok buat saya: No Music, No Live."

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner