Riot Grrrl, Rock 'n Roll, Revolusi
Foto: Riot Grrrl zine | Sumber: vergimgo.pw
Istilah Riot Grrrl sendiri konon berawal dari surat Jen Smith kepada Allison Wolfe (keduanya anggota Bratmobile) soal kerusuhan rasial di Mount Pleasant, Washington, AS; pada 1991. Jen Smith kala itu sudah menyebut frasa “girl riot”. Berikutnya Allison Wolfe berkolaborasi dengan Kathleen Hanna dan Tobi Vail membuat zine yang dinamai Riot Grrrl. Penggunaan tiga huruf “r” memang sengaja dengan maksud menghindari kata “girl” yang kerap diposisikan rendah atau sengaja direndahkan.
Bikini Kill saat ditanya apa sejatinya makna Riot Grrrl menjabarkannya gamblang: “Kami perempuan ingin mencipta alat perantara yang menyuarakan siapa kami dengan cara kami. Untuk perempuan dan oleh perempuan. Kami lelah dengan skena yang melulu isinya laki-laki, didominasi cowok. Sementara media-media yang ada hampir selalu menjadikan kami objek—ditampar, dibungkam, ditertawai, dirisak, diperkosa. Mesti ada ruang aman dan nyaman bagi perempuan.”
Eksistensi Riot Grrrl sering dikaitkan dengan feminisme gelombang ke-3 yang menyeruak pada awal-awal '90an di Amerika Serikat. Gerakan ini bercirikan individualisme serta keberagaman. Penghargaan tinggi pada kebebasan pribadi yang berlanjut penghargaan pada keberagaman—bahwa pilihan pribadi tersebut (heteroseksual, homoseksual, aborsi, vegetarian, anggota band seluruhnya perempuan, dsb) adalah bagian dari kebinekaan.
Comments (0)