Riot Grrrl, Rock 'n Roll, Revolusi
Asal Muasal
Munculnya fenomena Riot Grrrl ini kuat terinspirasi dari sosok-sosok pemberontak di era sebelumnya, tahun '70an dan '80an. Sebut saja misalnya Debbie Harry, Siouxsie Sioux, Poly Styrene, The Slits, Au Pairs, The Raincoats, Patti Smith, Chrissie Hynde, The Runaways/Joan Jett, Lydia Lunch, Exene Cervenka, dsb.
Foto: L7 | Sumber: YouTube
Kenekatan Ari Up, Palmolive, dan Viv Albertine yang berfoto tanpa busana (hanya ditutupi lumpur sekujur tubuh) untuk sampul album Cut pada 1979 diikuti dengan aksi yang lebih vulgar oleh L7. Saat unjuk gigi di Reading Festival, 1992, biduanita Donita Sparks melemparkan pembalut dari selangkangannya, sebagai bentuk balasan kepada penonton yang sedang memborbardir L7 dengan sambitan lumpur.
Keberanian Poly Styrene (X-Ray Spex) menjadi perempuan yang bertindak sebagai kapten di band di masa skena punk rock dikuasai lelaki secara tidak langsung menginspirasi Kathleen Hanna (Bikini Kill) yang terus menerus meminta audiens perempuan untuk maju ke barisan depan dan menyanyi bersama dia diikuti dengan tanpa ragu stage diving ke kumpulan penonton laki-laki.
Riot Grrrl yang bisa dibilang paling menonjol di masa kini? Pussy Riot, siapa lagi.
Segala persyaratan agar “lulus” dianugerahi gelar RG (Riot Grrrl) di belakang nama masing-masing sukses terpenuhi: kritis, sinis, vokal, frontal, bandel, berani.
Comments (0)