Musik Terlarang Itu Bernama Keroncong (Bagian Satu)
Di luar konteks debat kusir yang terjadi, malah ada sebuah fenomena menarik yang lebih menyita perhatian saya, yaitu hadirnya masa kegelapan Keroncong di Nusantara sesaat setelah lahir. Ternyata, benda suci ini awalnya pernah menjadi benda haram di tanah Nusantara. Mari kita kembali membuka sejarah tepatnya ke era circa abad 16 hingga 19.
BAB II: KAUM MARDIJKERS DAN MUSTIZA
Hanya satu alasan awal bagaimana semua ini akhirnya terjadi, gegara macam bahan makanan ekspansi besar-besaran akhirnya terjadi. Bahan makanan yang begitu eksotis dan hangat membawa peperangan sengit, butuh seperempat abad bagi para bangsa Eropa menjelajah samudera, membelah lautan Afrika dan Asia hingga menemukan surga di bagian timur Asia demi sebuah komoditi bernama “rempah-rempah”. Bangsa Eropa pertama yang menginjakkan kakinya di tepi pantai Nusantara adalah Portugis, di tahun 1512 tepatnya di Ambon, Maluku dan Banda. Sebut saja mereka penjajah seperti yang tertuang pada buku-buku sejarah Indonesia, di mana Portugis bersama “budak” yang mereka angkut dari Goa selama lebih dari tiga perempat abad berhasil merangkai jalur perdagangan rempah di Indonesia bahkan di sepanjang jalur Semenanjung Malaka.
Portugis dan Budak
Portugis memakan waktu selama 84 tahun untuk merangkai dan menguasai perdagangan rempah di Indonesia, hingga pada akhirnya tamu tak diundang lainnya yaitu Belanda datang di tahun 1596 dengan merebut Banda pada awalnya dan akhirnya kelak seluruh Indonesia. Ternyata, dalam banyak hal Belanda lebih kuat dan dalam waktu singkat Belanda mampu mengambil alih semua yang telah dirangkai oleh Portugis sebelumnya. Seluruh “pasukan” Portugis beserta seluruh kroni-kroninya yang tersebar di seantero nusantara diangkut ke Batavia dan dijebloskan ke dalam penjara.
Comments (0)