Mosh Pit, Sebuah Ruang Bebas untuk Berekspresi dan Melepas Emosi

Mosh Pit, Sebuah Ruang Bebas untuk Berekspresi dan Melepas Emosi

Di Indonesia, aksi moshing telah dimulai di era tahun 1990. Diawali dengan mulai masuknya pengaruh musik metal, punk dan hardcore dari Amerika dan Eropa dan diterima dengan antusias oleh anak muda di kota-kota besar pada saat itu. Populasi band metal, punk dan hardcore perlahan mulai tumbuh dan mulai menemukan penggemarnya. Konser dengan skala komunitas mulai menjamur di setiap kota. Awalnya, hanya sebatas head bang, lalu berkembang ke arah slam dance, moshing, stage diving dan body surf.

Kemudian, disusul dengan hadirnya tren musik grunge dan alternative rock yang dipopulerkan oleh Nirvana. Lewat video klip “Smells Like Teen Spirit”, Nirvana secara eksplisit memperlihatkan adegan moshing di videonya. Hal tersebut membuat penyebaran aksi moshing semakin berkembang di setiap panggung konser di Indonesia yang dari waktu ke waktu kemudian hadir dengan skala yang lebih besar.

Kini, masyarakat di Indonesia sudah tidak asing lagi dengan aksi moshing. Hampir di setiap konser musik rock dan metal selalu hadir arena moshing, seolah menjadi satu kesatuan dengan band yang tampil. Belum ada catatan resmi mengenai kecelakaan maupun kerusuhan yang diakibatkan aksi moshing di Indonesia, sebagai salah satu negara dengan populasi anak muda yang terbesar di dunia dan industri musik rock atau metal yang terus mengalami perkembangan. Bahkan, kini komunitas musik metal di Indonesia menjadi salah satu yang terbesar di dunia.

Potensi besar ini sekaligus bisa menjadi sebuah ancaman bagi industri musik rock atau metal Indonesia. Perlu adanya tindakan pencegahan sebelum jatuh korban. Musisi adalah salah satu elemen yang paling berpengaruh karena posisi mereka yang menjadi figur sentral ketika di atas panggung. Pesan-pesan untuk selalu menjaga keamanan dan keselamatan bagi penonton yang berada di arena moshpit serta menanamkan nilai-nilai solidaritas di antara sesama penonton. Selain itu, juga kesiapan dan kesigapan promotor penyelenggara konser rock atau metal dengan skala besar perlu diatur dalam sebuah prosedur tetap dan regulasi yang bersifat pencegahan.

See you in the moshpit and stay safe!

Source:
http://www.varietystoretv.com/pithistory.html
A History of Heavy Metal, Book by Andrew O'Neill
Our Band Could Be Your Life, Scene from American Indie Underground 1981-1991 by Michael Azerrad

Ranah musik bawah tanah Kota Bandung tidak akan pernah sama jika Addy Gembel tidak hadir di era '90an. Bersama grup musik ekstrim yang dinamai Forgotten, ia lantang menyuarakan tentang hal-hal provokatif dan kontroversial, dengan dua jenis pilihan bahasa: frontal dan sangat frontal. 

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner