Mosh Pit, Sebuah Ruang Bebas untuk Berekspresi dan Melepas Emosi

Mosh Pit, Sebuah Ruang Bebas untuk Berekspresi dan Melepas Emosi

Tidak ada yang tahu pasti sejak kapan istilah mosh pit hadir di setiap konser musik rock. Dari sebuah literatur tentang sejarah musik rock, mosh pit berawal di tahun 1975-1980 di Los Angeles, Amerika. Istilah ini diadopsi dari budaya tandingan yang diciptakan oleh skena musik punk dari Inggris yang telah muncul dan berkembang sejak tahun 1970. Di Inggris, mosh pit lebih dikenal dengan istilah pogo dance, kepanjangan dari kata “pow” dan “go”.

Istilah ini merujuk pada sebuah gerakan berulang dengan cara saling membenturkan diri dengan sesama penonton, lalu menjauh dan membenturkan diri kembali di tengah arena konser ketika band sedang tampil. Di Amerika, gerakan ini diadopsi dan dinamakan slam dance. Sebelumnya, telah ada tarian headbang, sebuah gerakan mengangguk-anggukan kepala di arena konser mengikuti ketukan dan irama pada musik yang dipopulerkan oleh band rock dan heavy metal di era tahun 1970.

Slam dance biasa dilakukan di tengah arena konser musik hardcore dan punk, namun dilakukan dengan lebih agresif  dan ekstrim. Pada tahun 1980, di Amerika mulai lahir musik thrash metal dan mosh pit menjadi sebuah fenomena yang berjalan beriringan di setiap arena konser thrash metal. Hingga pada akhirnya seiring dengan perkembangan musik rock, fenomena mosh pit  ini berkembang dengan berbagai tipe dan gaya tarian. Beberapa jenis musik yang masuk dalam kategori rock seperti grunge, alternative rock dan bahkan hip-hop melakukan hal serupa.

Beberapa kelompok masyarakat menilai fenomena tersebut sebagai bagian dari olah raga kontak fisik dengan kadar yang ekstrim. Beberapa kelompok masyarakat yang lain menganggap hal ini adalah cara lain untuk bersenang-senang di arena konser. Alternatif lain untuk melepas rasa stres, frustasi dan agresi kemarahan. Alasan utama di balik lahirnya arena mosh pit adalah salah satu cara bagi penggemar untuk merespon dan merayakan musik yang mereka cintai dengan berdansa dengan cara yang mereka nilai lebih menyenangkan. Dapat digolongkan ke dalam suatu ritual yang unik atau sebagai bagian ekspresi kelompok yang merespon musik dengan cara yang berbeda dengan kelompok yang umum.

Dalam budaya mosh pit, energi diberikan oleh band yang tampil. Media penghantarnya adalah musik yang agresif dan dinamis, suara distorsi, dengan lirik yang provokatif. Ini direspon dengan antusias oleh penggemar yang merasa bahwa musik dan lirik yang sedang mereka apresiasi adalah bagian dari hidup yang sedang mereka jalani. Ada semacam semangat yang terwakili oleh band dan lagu yang sedang dimainkan. Tidak ada aturan baku ketika sedang berada di arena mosh pit. Semua bebas melakukan ekspresi apa saja. Satu hal yang pasti, semua yang bersepakat untuk berada di dalam arena mosh pit harus sudah siap dengan segala resiko yang terjadi.

Ini adalah arena di mana sekelompok orang dengan bebas saling menghantamkan badan, saling dorong, memukul, menendang dan menindih satu sama lain. Tidak boleh ada aksi balasan yang bermaksud untuk melukai dan melakukan intimidasi. Sebuah hukum tidak tertulis yang harus selalu dipatuhi untuk menghindari terjadinya kericuhan dan kecelakaan.

Bagi yang sudah terbiasa, arena mosh pit menjadi semacam ritual spiritual. Menjadi semacam penyerahan diri secara total terhadap apa yang mereka cintai dengan sepenuh hati. Sebuah tahapan di mana seseorang bisa menjadi dirinya sendiri. Kadang, di arena tersebut kita bisa melihat proses hilangnya kesadaran individu berganti dengan hadirnya kesadaran kelompok. Mereka siap dengan segala resiko yang kadang bisa membahayakan keselamatan jiwa. Ada semacam solidaritas yang terbangun secara alami, dilatarbelakangi pada kecintaan dan perayaan terhadap musik yang mereka sukai. Jika ada yang terjatuh atau terluka dengan sigap mereka akan membantu untuk diamankan. 

Ranah musik bawah tanah Kota Bandung tidak akan pernah sama jika Addy Gembel tidak hadir di era '90an. Bersama grup musik ekstrim yang dinamai Forgotten, ia lantang menyuarakan tentang hal-hal provokatif dan kontroversial, dengan dua jenis pilihan bahasa: frontal dan sangat frontal. 

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner