Metafora Komposisi Imajinar

Metafora Komposisi Imajinar

Menggoreskan Kultur dan Suasana

Perkembangan industri musik ternyata juga berpengaruh pada penciptaan desain sampul album. Setiap periode, desain sampul album mengalami perubahan dan adaptasi, tergantung dari budaya, gaya hidup, tren musik, seni rupa, teknologi, serta perkembangan industri musik pada saat itu.


Kiri: Led Zeppelin - Houses of the Holy | Kanan: Yes - Fragile

Menurut (alm) Denny Sakrie dalam artikelnya “Karya Grafis dalam Industri Musik” hampir semua album musik di luar negeri menampilkan sampul fotografi pada era ’50-an. Lalu pada era ‘60-an hingga awal ‘70-an, gerakan hippie dan genre rock psikedelik mulai memengaruhi proses penciptaan sampul album. Di era tersebut, gaya sampul album mulai menampilkan lukisan surealis—seperti karya Salvador Dali, misalnya. Sampul-sampul Led Zeppelin, Yes, Genesis, Marillion, atau Jethro Tull bisa jadi contohnya.


Kiri: Sex Pistols - Never Mind the Bollocks, Here's the Sex Pistols | Kanan: The Clash - London Calling

Tidak lama, gerakan punk rock hadir di tengah kegelisahan anak muda. Akibatnya, gaya desain pun ikut terpengaruh. Banyak sampul album mulai menjadi anti-desain yang kerap mengadaptasi motif surat kaleng, metode kolase, atau cut & paste. Coba cek lagi sampul Never Mind The Bollocks, London Calling, atau The Shape of Punk To Come.

Lahir dan besar di kota Malang. Memulai kegiatan menulis melalui fanzine dan newsletter. Sempat menerbitkan Mindblast Zine dan situs Apokalip.com. Tulisannya pernah dimuat di Jakartabeat, Rolling Stone Indonesia,The Metal Rebel, DCDC, Supermusic, Vice Indonesia, Jurnal Ruang, Whiteboard Journal, Warning Magz, Pop Hari Ini, Demajors news, dan sejumlah media lainnya. Saat ini tetap menulis sehari-hari untuk topik musik dan budaya populer, sembari mengelola institusi Solidrock serta jaringan distribusi rekaman di Demajors Malang dan Rekam Jaya.

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner