Menyerahkan Diri dan "Terjebak" dalam Harmonika
Saya memberanikan diri untuk berkenalan dengan kang Pochang dan bertanya lebih lanjut tentang harmonika. Ternyata, yang sedang saya ajak bicara saat itu adalah seorang legenda kota Bandung. Sosok yang ramah, penuh kehangatan, dan tutur kata yang lembut, beliau bukan orang yang sembarangan. Prestasi beliau sudah diakui dunia, yang pastinya mewakili Indonesia lewat kemampuan dan karyanya dalam bermain harmonika
Hari Pochang - Foto: World of Harmonica
Saya sangat bangga bisa mengenal dan berguru kepada beliau. Ia adalah sumber inspirasi dan motivasi saya dalam mengenal harmonika diatonik lebih dalam. Sungguh, saya ingin dapat bermain seperti beliau. Tekad saya sudah bulat. Semakin sering saya berguru, saya semakin jatuh cinta dengan karakter sound dari harmonika. Namun begitu, saya merasa semakin tertekan, bahkan frustasi.
Sejak mengenal harmonika, hasrat saya dalam bernyanyi atau tarik suara semakin berkurang. Ya, saya teralihkan karena ada hal lain dalam bermusik yang saya kejar. Kekaguman saya terhadap alat musik tiup yang kecil ini semakin bertambah. Saya bergabung dengan komunitas harmonika di bawah binaan kang Pochang, yaitu Bandung Harps Project. Banyak teman yang juga mendampingi saya dalam mendalami harmonika. Saya takjub, karena perkembangan teman-teman jauh lebih cepat dibandingkan saya.
Comments (0)