Mencari Layanan Streaming Digital Musik Terbaik Indonesia, Sekarang dan Masa Depan

Mencari Layanan Streaming Digital Musik Terbaik Indonesia, Sekarang dan Masa Depan

Bagi kebanyakan anak muda zaman sekarang, kemudahan selalu menjadi faktor pertama penentu mereka melakukan apapun. Jadi sekeras apapun saya berteriak tentang pentingnya rilisan fisik bagi musisi, tetap saja tidak akan beresonansi dengan pendengar. Saya pun akhirnya hanya bertahan hidup dari mereka yang membeli merch dan/atau CD karena empati dengan pergerakan saya. Jarang yang membeli karena memang punya pemutar CD nya.

Hingga suatu hari Danang dari Noisewhore menelpon saya dan membawa kabar baik tentang The Store Front. Intinya menurut saya adalah, The Store Front terinspirasi dari Bandcamp dan mencoba untuk membuat sistem yang lebih ramah untuk penikmat musik Indonesia. Bayangkan saja, The Store Front menerima pembayaran melalui transfer bank manapun dan satu lagi yang pasti sudah sering kalian pakai, GOPAY! Membeli musik tidak pernah menjadi semudah ini lewat internet. Saya tidak perlu lagi berkutat dengan pinjam kartu kredit atau mencari tahu cara mengisi saldo Paypal saya ketika ingin membeli musik lewat layanan streaming.

Sistem mendengarkan musiknya juga benar-benar hemat kuota data karena lagu-lagu yang diunduh langsung masuk ke handphone dan bebas kalian dengarkan seumur hidup. Layanan ini memang dimiliki juga oleh Spotify, namun tetap saja kalian harus berlangganan bulanan. The Store Front tidak memiliki iuran bulanan, kita hanya cukup membayar sekali untuk musik yang ingin kita dengarkan, dan kita bisa menyimpan juga mendengarkan lagu tersebut seumur hidup.

Selain memudahkan pendengar, The Store Front juga memiliki pola pembagian royalti “terbaik di dunia”. Bayangkan saja, tidak tanggung-tanggung 90% dari total penjualan musik artis masuk ke kantung pribadi artis tersebut! Bandcamp sebagai pesaing terdekat The Store Front masih mengutip 5% lebih besar, yaitu 85%. Pendapatan ini pun dibayarkan setiap akhir bulan setiap bulannya dan dilaporkan secara transparan. Musisi seperti bergaji bulanan dengan sistem ini. Tidak pernah dalam sejarah Indonesia ada layanan streaming yang memberikan 90% dari total pendapatannya, dan disaat bersamaan benar-benar memanjakan pendengar dengan metode pembayarannya dan sistem unduh musiknya. Sungguh pilihan terbaik di masa sekarang untuk mendengarkan musik saat ini.

Namun semua kemudahan ini bukannya hadir tanpa kekurangan. Minimnya database musik mungkin masih bisa dimaklumi karena usianya yang baru seumur jagung. Pembajakanlah yang masih menjadi lawan sengit bagi The Store Front (dan layanan digital streaming manapun sih). Susah memang jika berbicara soal pembajakan. Pada era digitalisasi sekarang ini membajak bukan lagi sesuatu yang rumit. Layanan secanggih Spotify bahkan dapat dibajak dengan sangat mudah. Tekniknya banyak dibagi di Youtube dan blog-blog tips dan trik komputer. Saya sendiri memilih harga murah dalam menjual rilisan di The Store Front agar setidaknya “niat untuk membajak” calon pembeli berkurang melihat harga jual rilisan yang sangat murah. Satu album Joe Million saya hargai cuma Rp10.000. Jelas murah-lah untuk ukuran album. Silahkan cek semua rilisan The Store Front untuk membuktikan omongan saya.

Jayawijaya Parulian Nababan

Jayawijaya Parulian Nababan atau yang dikenal sebagai Joe Million adalah rapper yang tidak tergabung dalam label manapun. Saat ini aktif dalam divisi kebersihan Rumah Mesra di Sukabumi. Aktif rap sejak tahun 2011 sampai saat ini, Jayawijaya sudah menghasilkan belasan album dan ratusan lagu. Rekaman, tur, dan menikmati minuman keras dari berbagai daerah menjadi rutinitasnya kini.

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner