Menangkap Hal Kecil Bermakna Besar dalam Musik

Menangkap Hal Kecil Bermakna Besar dalam Musik

Bermain musik itu bisa menyenangkan sebelum pada akhirnya terbebani musik itu harus menjual, dan namanya harus muncul ke permukaan agar terkenal

Jauh sebelum saya tergabung dengan band Sendal Jepit, dulunya saya adalah penggemar mereka. Yang membuat band ini special bagi saya adalah karena kesederhanaan dan kejujuran yang mereka selalu sajikan dalam karyanya. Mereka seolah melepaskan pakem yang ‘seharusnya’ band punk sajikan dan lebih memilih bersenang-senang dengan apa yang mereka bisa buat dengan karyanya. Saya pikir lepas dari polemik tentang bagaimana seharusnya band punk menulis lagu, yang jauh lebih penting dari itu adalah menyajikan karya sejujur mungkin, sesuai dengan kapasitas dan kesukaan kita terhadap proses pembuatan lagunya itu sendiri. Meski mengangkat hal-hal kecil yang mungkin remeh temeh namun rasanya itu jauh lebih baik dibanding kita bicara tentang sesuatu yang kita tidak tahu.

Saya pikir saya mengamini salah satu kutipan terkenal dari Madam Theresa yang mengatakan jika kita tidak bisa melakukan hal yang besar, karena yang bisa kita lakukan adalah melakukan hal kecil dengan cinta yang besar. Kutipan Madam Theresa tersebut ketika diaplikasikan ke dalam sebuah lagu bisa jadi sebuah ‘senjata’ yang ampuh untuk menarik pendengar agar terasa dekat dengan pembuat lagunya. Sebelum jauh bicara soal intrik politik atau sesuatu yang kompleks lewat frasa dan permainan kata yang berjarak dengan pendengar, kita bisa menulis lagu tentang hal-hal kecil yang dekat dengan kita. Secara musik bisa saja diramu dengan sederhana, namun ketika dijejali dengan penulisan lirik yang bermakna ‘dalam’ tentunya akan terasa punya arti lebih. Tak perlu jauh memutar otak menuliskan hal yang sulit kita gapai. Cukup dengan menuliskan hal kecil yang kita lihat dan menambahkannya dengan kecintaan yang besar terhadap itu. Bisa dalam konteks apa saja, apakah kecintaan kita terhadap pasangan, orang tua, bahkan motor atau mobil kesayangan.

Dari sudut pandang siapapun sebenarnya hal kecil itu bisa disajikan begitu manis dengan cara dia membuat sebuah karya (dalam hal ini lagu-red). Bisa bercerita tentang seseorang yang dia lihat di dalam bus, bisa bercerita tentang sore, hujan, obrolan, atau apapun yang ketika dibuat dan dinyanyikan menjadi terdengar manis, karena terlahir dari sebuah kejujuran akan hal kecil yang dilihatnya. Jika hal kecil itu terlihat kecil, maka hal kecil itu nyatanya tidak sekecil itu.

Memangnya apa yang membuat lagu “Balonku” begitu terngiang dari mulai dikenalkannya lagu itu pada masa taman kanak-kanak sampai kita tumbuh dewasa. Lagu yang mudah dinyanyikan dengan nada yang riang dan ringan, namun punya kedalaman makna yang besar, yang bahkan bisa menguatkan. Lagu “Balonku” mengajarkan kita untuk menjaga apa yang kita punya dan tidak menangisi apa yang sudah pergi, dengan penegasan lirik “balonku tinggal empat kupegang erat-erat”. Lagu yang pada akhirnya membuat kita tersadar jika semua yang dimiliki akan pergi dan menghilang. Seperti kata Ben Harper ketika dia berujar “when you have everything, you have everything to lose”.

Dari bermain musiknya itu sendiri, hal kecil ini bisa dimaknai dengan mengartikan kata ‘bermain’ musik dalam artian sebenarnya bermain, tanpa harus menjadi menjual. Bukan untuk menjadikan ini menjadi sebuah polemik tentang bagaimana seharusnya bermain musik atau menjual musik, tapi lebih kepada mengembalikan kata bermain dengan menggaris bawahi kata ‘main’ didalamnya. Bermain musik itu bisa menyenangkan sebelum pada akhirnya terbebani musik itu harus menjual, dan namanya harus muncul ke permukaan agar terkenal. Padahal sebenarnya tidak ada yang mengharuskan main musik itu harus seperti apa. Tidak harus menjual, tidak harus terkenal. Karena semua itu adalah imbas dari apa yang dibuat. Jika memang musik yang dibuatnya bagus, maka bisa saja lewat hukum sebab akibat namanya akan muncul ke permukaan, sebagai imbas dari bentuk apresiasi orang yang menyukai musiknya.

Penerapan hal kecil pada sebuah lirik lagu, mengembalikan arti kata bermain musik dengan menggaris bawahi kata ‘main, sampai kepada hal kecil dari sisi sosial yang pada pengartiannya bisa sesederhana jika tidak bisa melakukan sesuatu untuk sekitar, minimal jangan melakukan hal yang merugikan sekitar. Nyatanya hidup memang tidak untuk suatu hal yang rumit seperti dalam serial drama televisi yang mengumbar haru disetiap durasinya. Kita adalah tergantung apa yang kita pikirkan, mau dibuat simple atau rumit adalah pilihan.

Kembali pada sebuah karya dan bagaimana ketika karya itu disajikan. Karya yang baik adalah karya yang jujur dan terlahir dari sebuah pengalaman dan perasaan yang dialami. Bagaimana mungkin seseorang yang tidak tahu bagaimana rasanya jatuh cinta bisa bercerita rasanya jatuh cinta? Kalaupun bisa, maka akan terdengar palsu dan tidak mempunyai kedalaman makna dari apa yang dia buat. Karena apa yang dia buat mungkin masih sebatas katanya, yang tidak dia alami secara langsung. Itu bisa dirasakan dan terlihat jelas tentang orang yang jujur dalam berkarya atau tidak. Biasanya karya yang jujur akan bertahan lama dan dikenang orang, sebaliknya yang tidak jujur akan mudah dicerna dan dilupakan, walaupun mungkin bisa sama-sama menghibur.

Membiarkan tulisan ini berlangsung dengan sebuah lagu yang mengalun disela-sela waktu istirahat sore hari yang santai. Hal kecil seperti duduk-duduk mendengarkan musik atau membaca buku menjadi sesuatu yang berharga ditengah kesibukan yang lumayan padat selama seminggu. Hal kecil yang berharga ketika waktu berjalan begitu cepat dan hidup terlalu singkat untuk membiarkan orang lain menentukan apa yang membuat kita bahagia.

BACA JUGA - Mengubah Kendala menjadi Katalis dalam Berkarya

Obo 'Sendal Jepit'

Obo merupakan drummer dari band Sendal Jepit. Selain itu dia juga merupakan salah satu pengajar di Ngedrum Skool, dan belakangan Obo rutin membuat konten di kanal Youtube Ngedrum

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner