Ingin Menikah dengan Orang Kaya Raya
Dulu, ketika kecil, saya bercita-cita menjadi orang kaya. Entahlah, mungkin karena sering menonton sinetron di televisi, atau terlalu banyak asupan mimpi yang dijual oleh cerita-cerita di komik yang saya baca. Yang terbayang oleh saya, banyak uang adalah segalanya. Apapun yang diinginkan, bisa diwujudkan dengan uang. Ketika ditanya bagaimana caranya menjadi kaya? Saya terdiam. Lalu dengan ragu saya menjawab, menikah dengan laki-laki kaya?
Tak ada yang salah dengan jawaban itu, setiap orang berhak menentukan jalan hidupnya masing-masing.
Dan tentu saja, jawaban itu pun tidak serta merta ditolak oleh kemarahan orang tua saya yang kala itu memang bertanya soal ini kepada saya, anak tertua mereka, suatu hari sepulang sekolah.
Ayah bertanya, “Selain menjadi kaya dan menjadi istri orang kaya, kamu mau jadi apa? Banyak loh pilihan cita-cita! Dokter misalnya, insinyur? Atau pilot? Boleh loh!”, tanyanya sambil tersenyum.
Saya tatap mata ayah, lalu dengan polos menjawab, “Ica tidak bisa apa-apa, Ayah. Ica tidak pernah menang kejuaraan menyanyi, Ica tidak pernah juara kelas, menggambar pun acak-acakan. Jangan nanya aneh-aneh, Ayah.”
Ayah tersenyum sambil memandang Ibu yang sejak tadi ikut mendengarkan jawaban saya sembari menyuapi saya dengan nasi dan sop bakso. “Menurut Ibu bagaimana, Bu?” Ayah memancing Ibu untuk ikut bicara.
Ibu menjawab sambil menatap ke arah anak yang sedang disuapinya. “Ca, cita-cita itu sifatnya bebas sekali, tanpa aturan. Ica bisa bermimpi untuk menjadi apa saja, mau jadi kuda... mau jadi meja... mau jadi bakso, boleh loh, ca!” Ibu berhenti sejenak sambil tertawa-tawa menatap ke arah Ayah.
Saya mengerutkan kening, tak mengerti arah dan tujuan pembicaraan keduanya.
Comments (2)