Ingin Menikah dengan Orang Kaya Raya

Ingin Menikah dengan Orang Kaya Raya

“Maaf bercanda, hehehe... Ibu gemas lihat wajah serius kamu, nak. Gini, sekarang Ica pikir... jadi kuda mungkin tidak? Atau meja? Atau bakso? Mungkin tidak?” Ibu bertanya pada saya. Saya gelengkan kepala, “Tidak mungkin, Bu.. karena semua yang Ibu sebut itu bukan manusia. Kita kan manusia, bu!”, jawab saya kesal.

Ibu kembali tertawa, sementara wajah Ayah terlihat penasaran, rupanya dia tak mengerti pula maksud dari perkataan Ibu. “Jangan marah-marah anak cantik kesayangan Ibu, dengarkan dulu baik-baik. Ya, nyatanya kamu mengerti, tidak mungkin kamu bercita-cita menjadi hal-hal yang tadi Ibu sebut, karena mereka bukan manusia. Sekarang Ibu tanya, Ica ini manusia, kan? Nah... Pilot, dokter, apoteker, PNS, penari, penyanyi, pelukis, pekerja kantoran, pedagang, mereka semua itu manusia, kan? Itu artinya, kamu punya banyak kesempatan untuk menjadi mereka semua, sesuai dengan hati dan keinginanmu. Jangan pernah lelah untuk mencoba meski katamu tak unggul dalam banyak hal. Sayangku Icaku, gagal itu hanya proses menuju kesuksesan...”

Saya tertegun, namun kembali bicara. “Tapi Ibu, Ica kan perempuan? Kenapa harus memiliki cita-cita tinggi, Bu? Nantinya saya juga akan menjadi seperti Ibu!”

Ayah menghembuskan nafasnya hingga terdengar di telinga. Ibu terlihat memegang tangan Ayah, mungkin sedang menenangkan Ayah.

“Ca, sebelum jadi Ibu rumah tangga, Ibu juga punya cita-cita lain, loh! Sejak kecil, Ibu ingin menjadi penari tradisional yang dikenal banyak orang! Dan Ica tahu, tidak? Cita-cita itu berhasil Ibu wujudkan, hingga akhirnya.. Ibu mengandung Ica. Disitu Ibu memutuskan, Ibu akan berhenti menari, karena bagi Ibu... Kamu, Ayah, adik, keluarga ini, adalah cita-cita terbesar Ibu. Jadi Ica, tak ada yang salah dengan cita-cita, sebesar apapun itu. Menjadi Ibu rumah tangga, mengerjakan pekerjaan rumah, Ibu sudah ajarkan sedikit-sedikit kepada Ica, Ica akan bisa dengan sendirinya. Tapi mengejar cita-cita, Ibu tak bisa memilihkan, apalagi menentukan bagaimana caranya. Gapailah sendiri dengan segala kekuatan yang Ica punya, nahhh... suatu saat kamu juga bisa memilih seperti Ibu, kok! Atau mungkin menjalankan keduanya. Pokoknya, sesuai hati Ica saja...”

Ayah berceloteh, “Asal jangan menyerah, nak. Belum apa-apa sudah takut.”

Saya terdiam, coba menyerap kata-kata keduanya. Tapi betul juga sih, sepertinya saya harus mulai punya keinginan, mau jadi apa ketika besar nanti.

*

Partime singer, partime writer, & partime ghosthunter.

View Comments (2)

Comments (2)

  • uyuy
    uyuy
    23 Apr 2019
    Eummmm syuka sama tulisan nya . . Jd waktu itu tth cita²nya mau jadi apa ? Apakah terwujud ?
  • Yuliarah24
    Yuliarah24
    23 Apr 2019
    Saya juga saat ini sedang bercita2 teh, ingin menjadi kartap BUMN atau pun PNS. Lagi proses.
You must be logged in to comment.
Load More

spinner