Gaung Musik Kontemporer, Sebuah Pilihan atau Sekedar Pelampiasan

Gaung Musik Kontemporer, Sebuah Pilihan atau Sekedar Pelampiasan

“Sebuah string kuartet memainkan komposisi di dalam empat buah helikopter. Pada sebuah ensemble vokal, seorang personilnya memasukan seperangkat alat musik elektronik ke dalam mulut dan melempar batu kerikil ke dalam sebuah microwave, musik apa itu, tapi ada notasinya. Di tempat lain, seratus buah metronom dibunyikan sekaligus dengan tempo yang berbeda-beda, bagaimana bunyinya?”

Apakah anda tahu group band Noah atau penyanyi balada Iwan Fals? Tentunya sudah tidak asing lagi di telinga anda sebagai orang Indonesia. Namun, apakah anda tahu Slamet Abdul Sjukur? Hmmm.. Sepertinya yang ini sedikit lebih asing. Jika anda orang Bandung dan suka musik, apakah pernah mendengar nama Harry Roesli? Mungkin anda pernah mendengar namanya, tetapi apakah pernah mendengarkan karyanya selain yang dikemas dalam kaset oleh sebuah label ternama? “Kemisteriusan” musik kontemporer mirip dengan musik metal underground atau genre musik yang tidak mainstream lainnya. Atau sebagai orang Indonesia sendiri, apakah anda tahu laras pelog, salendro, atau madenda dalam Karawitan?

Klasik di Barat, Anonim di Timur
Musik Barat, dalam hal ini musik yang berkembang di Eropa, telah melalui begitu banyak periodisasi dalam perkembangannya. Adapun salah satu periode yang paling dikenal banyak orang di dunia ini adalah periode musik klasik. Musik klasik itu sendiri memiliki banyak pengertian dan definisi yang cukup beragam. Beberapa pengertian di antaranya yakni,

musik klasik adalah musik yang berkembang pada rentang waktu antara tahun 1600-1900, gabungan dari tiga periode, yakni dari periode Baroque hingga Romantik. Pengertian kedua, musik klasik adalah musik yang berkembang di Eropa antara tahun 1750-1825, sedangkan pengertian selanjutnya musik klasik adalah musik yang berkembang dari sebelum abad 16 hingga pertengahan abad 20. Indikatornya seperti apa, sepertinya cukup sulit jika uraiannya hanya ditulis dalam dua halaman. Tentu, pada semua periodisasi tersebut terdapat masa transisi dan saling mempengaruhi antara satu dengan yang lainnya, bahkan hingga kini.

Musik tradisi di timur, dalam hal ini musik yang berkembang di Nusantara atau di Indonesia khususnya, sama-sama memiliki perkembangan yang begitu beragam. Perkembangan musik di Indonesia tidak menekankan pada periodisasi seperti halnya perkembangan musik di barat. Apakah musik klasik atau musik barat bukan musik tradisi? Hakikatnya musik klasik juga merupakan musik tradisi, musik tradisinya orang barat. Perbedaannya, akuisisi sebuah karya di barat lebih menekankan pada kepemilikan individu, walaupun sebagian karyanya telah diintervensi oleh gereja. Sedangkan di timur, sebuah karya diakuisisi sebagai milik kolektif untuk sebuah suku atau kerajaan. Inilah salah satu penyebab begitu banyak karya tradisi pada gending-gending gamelan di pulau Jawa selalu bersifat anonim, tidak dicantumkan siapa komponis yang membuat gending-gending tersebut.

Robi Rusdiana

Tokoh ini sudah sangat akrab dengan dunia musik. Gitar, keyboard, hingga piano klasik sudah menjadi bagian dari kesehariannya sejak kecil. Ketertarikannya pada musik dilanjutkan pada pendidikan formal hingga meraih gelar Magister Seni di tahun 2013. Robi Rusdiana juga merupakan pendiri dari proyek musik Ensemble Tikoro.

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner