Eksplorasi di Album Ketiga

Eksplorasi di Album Ketiga

Misteri album ketiga tanpa meninggalkan album merah album pertama. Sebenarnya ini hal personal yang saya rasakan saat penggarapan album ketiga saya bersama salah satu band saya, DEADSQUAD. Saat ini kami masih masuk proses penggodokan sampling dan instrumen lain di luar yang biasa kami mainkan di panggung. Kita banyak berkolaborasi di album ketiga dan mencoba membuat sesuatu yang berbeda terutama dari sisi sound desain dengan penambahan sampling, synthesizer dan instrumen - instrumen lainya.

Saya pribadi dan member lainya ingin di album ketigayang berjudul Tyranation nantinya kedengeran berbeda dari segi audio tanpa meninggalkan benang merah dari dua album sebelumnya. Beberapa eksperimen kita lakukan saat proses recording terutama vocal. Saya anggap proses tracking vocal album ini sebagai momen balas dendam saya, karena di album kedua, Profanatik, kita merekam dengan sistem analog dimana channel tracking terbatas, hanya 24 track.  Divisi vocal saya hanya dapat jatah dua channel untuk growl dan scream karena channel saat pengerjaan album yang di rekam di pita 2 inci karena channel yang tersisa  sudah terpakai untuk instrumen lainya.

Nah di album ketiga band yang genap berusia 10 tahun di tahun 2016 ini, beberapa bagian lagu saya sampai isi dengan 5 layer vocal yang berbeda, dengan karakter yang berbeda - beda . Karena album ketiga di rekam dengan sistem digital sama seperti album pertama kami, Horror Vision yang dirilis di tahun 2009, jadi saya lebih bisa bereksplorasi dan bereksperimen pada saat proses perekaman pita suara parau saya. Ada yang saya take vocal sambil jalan / sedikit berlari sambil teriak - teriak mengelilingi ruangan take vocal. Ini yang membedakan proses rekaman analog dan digital, kalau di analog saya harus puas dengan keterbatasan jatah tracking vocal kalo di digital saya bebas merekam vocal saya hingga beberapa layer dan bisa mengisi bagian lagu dengan dua pattern vocal yang berbeda dan lirik yang berbeda juga .

BACA JUGA - Words Are My Sword

Di satu sisi saya merasa jenuh kalo harus mengulangi apa yang sudah saya kerjakan di album pertama jadi secara tema lirik, proses perekaman dan penggarapan album ke tiga sangat berbeda dengan album pertama mengingat di album ketiga DS terjadi pergantian formasi di lini dawai yaitu Alan menggantikan Boni di poisisi bass dan Coki mengundurkan diri di album ini tapi kita dibantu oleh Karis yang menggantikan peran Coki di lini gitar. Maka saya dan tim DS memutar otak agar album ini kedengeran fresh dan ada sesuatu yang baru yang kami bisa perdengarkan ke telinga khalayak dengan eksperimen kolaborasi dengan beberapa musisi yang mengisi sampling, synthesizer, Drum machine, dll. agar album ini terdengar fresh dan terasa tidak berjalan di tempat yang sama .

Kalau saya coba melihat ke belakang sebagai komparasi banyak juga band-band teman saya lebih bereskplorasi, bereskperimen atau sedikit merubah direksi musik di album ketiga tanpa meninggalkan benang merah album pertama sebagai contoh SORE dengan Los Skut Leboys yang menurut saya perbedaannya lumayan signifikan dengan album Centralismo dan Ports of Lima. Begitu juga dengan Efek Rumah Kaca dengan album ketiga mereka Sinestisia yang jauh lebih kompleks dari segi, aransemen dan sound yang lebih "wah" bila dibandingkan dengan dua album ERK sebelumnya.

Pengalaman yang masih sangat membekas pada saat saya mendengarkan album ketiga sebuah band dengan perbedaan yang cukup signifikan tapi sangat memorable adalah saat saya mendengarkan album ketiga Siksakubur, Eye Cry yang sangat eksploratif di eranya. Album itu dirilis Rottrevore Recs di tahun 2004, saat itu mereka mengalami transisi pergantian bassist dan guitarist yang akhirnya secara personal menjadi formasi SK favorit saya dan salah satu album metal lokal favorit saya.

Band seperti  Homogenic pun mengalami perubahan direksi musik sejak Risa Sarasvati memutuskan bersolo karir, pasti ada sesuatu yang baru dan berbeda dengan adanya pergantian formasi dalam tubuh suatu band, tapi selama passion masih ada jangan berhenti untuk berkarya walaupun hasilnya terdengar akan sedikit atau banyak berbeda, semua balik lagi ke selera musisi yang menggarap album tersebut dan pendengar album baru yang akan menilai sesuai selera mereka. Bagus atau jeleknya suatu album adalah sesuatu yang sangat subjektif dan relatif di mata dan telinga pendengar dan media .

Vokalis dari band death metal Ibukota, Deadsquad.
Owner dari minor label dengan genre musik heterogen Alaium Records, fokus merilis album band dalam format kaset.
alaiumrecords@gmail.com
www.facebook.com/alaiumrecords

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner