Words Are My Sword
Mungkin bagi sebagian besar kuping orang awam yang tidak familiar dengan musik cadas, lirik tidak terlalu penting, saya sendiri pernah atau mungkin sering juga dicibir =))) "Ah paling lo ga pake lirik, asal teriak aja, salah juga ga ada yang tau". Tapi , oops bagi saya pribadi, lirik sangatlah penting dan lirik merupakan salah satu kunci suksesnya suatu album. Mungkin kata-kata di atas terlalu subjektif karena ditulis dari sudut pandang saya yang mengemban tanggung jawab menulis lirik di semua band saya.
Tapi itu hal nyata yang telah saya rasakan setelah Deadsquad merilis 2 album 'Horror Vision' & 'Profanatik'. Ternyata di luar dugaan dan ekspektasi saya penonton banyak yang hapal lirik-lirik guratan saya yang cenderung satir, suram dan rata-rata sarat akan muatan kebencian . Terlebih untuk lirik-lirik berbahasa indonesia . "Words is my sword" itu mindset yang selalu menempel di benak saya mungkin sampai akhir hayat nanti.
Vitalnya suatu lirik mungkin juga berlaku untuk band-band lainya seperti Seringai, Koil, Forgotten,
Balik lagi ke medio saya SMP awal saya berkenalan dengan hardcore / punk / grindcore / death metal. Mungkin bagi orang awam yang tak terbiasa mendengarkan musik-musik dengan genre di atas lirik yang diucapkan lantang oleh sang vokalis terdengar tidak jelas tidak sedikit yang beranggapan bila musik-musik seperti itu tidak memakai lirik dan sang vokalis hanya asal teriak-teriak saja. Zaman awal saya ngeband tidak sedikit yang mencibir saya seperti itu hahahaha. Saya kadang peduli dengan memperlihatkan lirik yang telah saya tulis kadang saya tidak peduli dengan kata-kata mereka karena malas berdebat dan saya anggap hanya membuang-buang waktu saya untuk menjelaskan suatu hal yang orang awam sulit mengerti.
Ulasan saya mengenai lirik di artikel kali ini saya persempit ke ranah band lokal saja.
Flashback ke belasan tahun yang lalu,saya masih ingat benar pengalaman saat mendengarkan beberapa band-band lokal seperti Sexy Pig, Puppen, Jeruji, Burgerkill,
Kadang lirik yang dibuat oleh penulis sejalan dengan apa yang dirasakan pendengar yang akhirnya menjadi fans atau mungkin akhirnya menjadi teman.
Penonton yang ikut berteriak menyanyikan lirik suatu band akan menjadi booster bagi penampilan band di atas panggung dan itu menjadi bagian yang esensial menurut saya dalam suatu pertunjukan musik cadas selain pogo, moshing & headbanging. Energi di atas panggung jadi berlipat ganda bila mendengar penonton meneriakan apa yang saya teriakan melalui microphone di atas panggung.
Hal itu saya rasakan juga bila saya sedang diposisi sebagai penonton menonton band favorit saya atau band teman - teman yang liriknya mengena buat saya dan secara tanpa sadar saya apal lirik - lirik dari repertoar lagu yang mereka bawakan, energi dan antusias berlipat ganda saat saya menikmati aksi panggung band-band itu.
Comments (1)