Bicara Tentang “Komunitas Musik” dari Pandangan Pribadi

Bicara Tentang “Komunitas Musik” dari Pandangan Pribadi

Berangkat dari hal yang kita mahfumi, dalam dunia musik dikenal ada istilah yang disebut “komunitas”, yang mengacu pada sekelompok orang yang satu visi, satu selera terhadap salah satu jenis aliran musik dengan segala dinamikanya. Contohnya, komunitas rock, jazz, metal, punk, keroncong, funk, reggae, dan lain-lain. Bisa jadi, jika makna ganda tersirat dari komunitas itu sendiri, maka artinya mengarah pada sebuah ungkapan pengakuan luhur seseorang atau kelompok terhadap selera genre musik yang disukainya.

Di Lampung sendiri, sejumlah komunitas tersebut sudah lahir sejak puluhan tahun silam, tepatnya sekitar era 1990an, sejauh yang saya ketahui. Bahkan, seiring bergulirnya waktu, kini eksistensinya semakin berkibar, meski pergerakannya tidak seperti kota besar lainnya. Dalam konteks membina hubungan dan bagaimana memperlakukan komunitas, di Lampung memang tidak semudah membalik kedua telapak tangan. Setidaknya, dibutuhkan sentuhan, kepiawaian dalam cara berkomunikasi yang bersifat berkesinambungan dan dibutuhkan kearifan lokal yang mumpuni.

Nah, jika ditelusuri lebih jauh seputar pesona makna komunitas musik di Lampung maupun di daerah lain, sepertinya muncul kesan adanya semacam dikotomi dan kasta. Atau, oleh sang konseptor, komunitas sengaja dibuat “per kelompok” agar terjadi perbedaan pemahaman dan pergeseran paradigma dalam bermusik. Padahal, benang merah dalam komunitas itu hanya pada persoalan selera dan kebutuhan. Atau boleh jadi, dengan eksistensi komunitas tersebut, maka para pihak yang berkepentingan (penggiat musik, pengusaha, dan sebagainya) dapat mengetahui peta peluang dan arah kebijakan pemasaran yang akan ditetapkan di kemudian hari. 

Tolak Ukur Keberhasilan
Kiprah dan geliat komunitas musik di Lampung yang meliputi 15 kabupaten dan kota, pada umumnya, dapat kita lihat secara gamblang atau kasat mata pada setiap event atau pagelaran musik, baik yang dikemas dengan konsep indoor maupun outdoor. Di samping itu pula, kita dapat menyaksikan di setiap momentum acara diskusi musik adanya konten coaching clinic dan lain sebagainya. Umumnya, mereka hadir berbondong-bondong, kompak dengan membawa pesona dan atribut, ornamen, idealisme serta karakter ruh sebagai simbol komunitas musik yang disukainya.

Menariknya, setiap komunitas itu memiliki wadah kongkow-kongkow, tempat nongkrong sebagai pusat informasi sesama komunitas musik, awak media dan event organizer di Lampung. Masing-masing dari mereka berupaya saling bersinergi dan berekspresi.

Meski demikian, salah satu kendala yang masih dihadapi bagi komunitas musik di Lampung hingga saat ini adalah tidak tersedianya fasilitas. Komunitas musik di Lampung masih kesulitan untuk mencari venue atau panggung terbuka sebagai wadah untuk berkreasi, berekpresi dan berkolaborasi dalam upaya mengibarkan musik kegemarannya. 

Botrok, seorang penggiat, penikmat, dan penulis tentang musik. Ia aktif di komunitas musik dan banyak berkecimpung di aktivitas beberapa grup musik yang berbasis di Lampung.

View Comments (2)

Comments (2)

  • Ferryhaibro
    Ferryhaibro
    20 Feb 2018
    Tancepiiiiin yang kuat rooock!!!
  • beri
    beri
    3 Jan 2023
    slotonlinetergacor
You must be logged in to comment.
Load More

spinner