Audio Visual Sebagai Suatu Kesatuan

Audio Visual Sebagai Suatu Kesatuan

Banyak juga soundtrack film rilisan lokal berkualitas yang dirilis di era tahun 2000an, seperti "Berbagi Suami", "Janji Joni" atau "Pintu Terlarang". Tapi, mungkin yang paling sukses secara penjualan sebagaimana filmnya adalah “Ada Apa Dengan Cinta”.

Saya sendiri masih menyimpan kaset itu, entah di rak yang mana. Bagian favorit saya adalah ketika Anda Perdana menyanyikan lagu “Tentang Seseorang” ciptaan Melly Goeslaw, yang menurut saya memang bagus banget, dan tiap mendengar lagu itu ingatan saya langsung terbang ke adegan kafe di mana Cinta dan Rangga hadir dan dilanjutkan dengan adegan Cinta membaca puisi yang ikonik itu: "Pecahkan saja gelasnya biar blablabla". Pada saat itu, mendadak teman-teman saya mulai sering masuk perpustakaan sekolah yang biasanya sepi dan mulai melihat buku-buku sastra. Sebegitu besar dampaknya bagi anak sekolah angkatan saya, hahaha.

Sekarang, coba bayangkan jika film "Ada Apa Dengan Cinta" hadir tanpa soundtrack yang digarap oleh Melly Goeslaw, atau film-film lainnya tanpa kehadiran latar suara yang mampu membangun suasana. Atau, silakan coba menyaksikan film-film tanpa suara. Tentu, rasanya pasti akan sangat berbeda, dan beberapa adegan akan menjadi datar dan memberi kesan yang jauh berbeda.

Vokalis dari band death metal Ibukota, DeadSquad.

Owner dari minor label dengan genre musik heterogen Alaium Records, fokus merilis album band dalam format kaset.

alaiumrecords@gmail.com
www.facebook.com/alaiumrecords

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner