Asep Balon; Dari Majalaya ke Negeri Sakura (Bagian Satu)

Asep Balon; Dari Majalaya ke Negeri Sakura (Bagian Satu)

Turun dari bus, aku bingung. Dalam hati-ku "bandara lega kieu, kudu kamana heula ieu aing.." (bandaranya besar, saya harus ke mana dulu?) karena memang ini adalah untuk pertama kalinya aku bepergian memakai pesawat ke luar negeri. Akupun mencoba mengikuti arahan dari baligo atau apa yah namanya teh, itu weh lah pokonya. Sampai aku akhirnya ada di bagian imigrasi. Di sini aku takut, karena dari informasi beberapa temanku, biasanya petugas imigrasi Jepang itu ribet. Mereka akan bertanya tujuan dan di mana aku akan menginap. Kepo kan padahal mah masing-masing weh yah.

Tapi, ternyata itu semua gosip! Setelah aku memberikan paspor, petugas imigrasi itu memandangku, dan melihat lagi pasporku. Tanpa banyak bicara, petugas itu langsung men-cap dan mengembalikan pasporku. Aku pun pergi. "Geus weh kitu hungkul?" (Sudah begitu saja?) pikirku. Kirain teh mau dramatis. Mungkin petugas Jepang itu lagi hoream (malas), atau mungkin masih ngantuk setelah bersama teman-temannya semalam begadang nobar Liga Champions. Entahlah. Yang pasti akupun langsung menjelajahi bandara sambil menunggu panitia yang akan menjemputku.

Setelah menunggu dengan menghabiskan enam batang rokok di smoking room, akupun keluar dan duduk di lobby. Sampai pada akhirnya ada seorang warga Jepang dan seorang perempuan Indonesia yang menghampiriku. Warga Jepang ini berkata "Kang Asep, tos lami? Urang tuang weh heula nya ayeuna mah.." (Kang Asep, sudah lama? Kita makan dulu saja sekarang). Eh, ternyata bukan warga Jepang, itu adalah Mang Opik, salah satu panitia yang asli dari Garut. Tapi mukanya mirip banget orang Jepang.

Setelah bersalaman dan saling berkenalan, akhirnya kami pun pergi ke salah satu restoran di bandara. Saat itu, kami memakan kebab dan nasi. Yah karena "sanguan" adalah motto dari aku sebagai orang Majalaya. Setelah lumayan kenyang, kami pun pergi mencari smoking room. Nah, ini adalah salah satu hal yang membuat saya bete di Jepang. Tidak bisa bebas merokok. Kalo melanggar, langsung didenda 5000¥ atau sekitar 600 ribu rupiah.

Setelah menghabiskan beberapa batang rokok sambil berbincang tentang Jepang, kami pun segera pergi menuju ke apartemen yang disediakan panitia di daerah Chiryu dengan menggunakan kereta. Salah satu hal yang menggangguku kala itu adalah cuaca. Edan tiis pisan! Dingin! Rasanya itu seperti kira tidur-tiduran di ruang ATM full AC sambil telanjang! Kira-kira 30 menit aku, Mang Opik, dan si teteh-nya menaiki kereta, sebelum akhirnya kami sampai di Stasiun Chiryu, dan dijemput dengan menggunakan mobil untuk menuju ke apartemen yang nantinya akan jadi tempat tinggalku selama di Jepang.

BACA JUGA - Asep Balon; Dari Majalaya ke Negeri Sakura (Bagian Dua)

Asep Balon adalah seorang rapper yang berasal dari Majalaya, Kabupaten Bandung di bawah naungan SG Entertainment. Asep Balon dikenal dengan lirik-lirik lagunya yang berbahasa Sunda dengan karakter lirik yang kental dengan balutan komedi sekaligus keras dan frontal, walau terkadang lirik lagunya menuai kontroversi.

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner