Aku Berkarat Seperti Besi

Aku Berkarat Seperti Besi

Tidak banyak memang band yang memainkan jenis musik industrial di Indonesia – bahkan jika dibandingkan dengan band stoner/doom/sludge sekalipun. Selain Koil yang sudah cukup besar sekarang, nama-nama yang lain tadi relatif masih underated dan kult dalam industri musik tanah air. Tapi selama band-band tersebut masih merilis karya rekaman, pasti akan selalu saya konsumsi. Termasuk juga menyempatkan nonton konsernya dan beli merchandise-nya jika mampu.


Koleksi pribadi Samack

Tidak seperti di genre noise/experimental yang cukup solid, penggemar musik industrial di sini seperti tidak memiliki scene, squad, atau kolektif tertentu. Mereka biasanya sendirian atau bisa terselip di setiap tongkrongan mana pun. Tidak sedikit pula yang menganggap seleranya sebagai opsi sekunder – macam anak metal yang suka Fear Factory atau anak punk/hc yang doyan Fudge Tunnel.

Sampai sekarang saya masih suka mengikuti musik industrial, baik domestik maupun manca negara. Mengonsumsi segala karya Ministry dan Koil tanpa berpikir panjang lagi, kaget dengan musiknya Toreh dan Roman Catholic School, suka dengan aneka remix-nya DJ Vladvamp, girang dengan kembalinya Blood From The Soul dan Sic Mynded, serta baru saja tergila-gila dengan 3teeth dan Author & Punisher.

Kalau Godflesh dan Nine Inch Nails? Oh, kalau dua nama itu sudah jadi sepaket keyakinan.

*Judul tulisan ini diambil dari baris pertama lirik lagu “Karat” milik Koil yang termuat pada album debutnya di tahun 1996.

View Comments (1)

Comments (1)

  • Kafka
    Kafka
    8 Jul 2021
    Ulasan yang sangat menarik dan intens, thanks. Penggemar Industrial adalah lone wolf...dan itupun banyak ditemukan. Saya pun mengalami hal yang sama, pada umumnya penyimak Industrial adalah penyimak musik yang telah menyimak ragam musik lainnya dan jikapun telah mengikuti dan menjadi believer dalam scene musik minor ini, maka akan lama dan setia. Koil, adalah band yang menjadi pemicu musik industrial dan pengecualian dalam peta musik Indonesia, album self tittle yang dirilis ditahun 95-96 an, diiklankan dalam sisi pojok kanan koran kompas, tidak lazim tapi efektif namun tajam. Entah apapun yang telah dihadapi oleh Band ini, namun hingga saat ini, first, second mungkin fifth installment...menjadikan kita semua harus menerima, bahwa keajaiban dan sihir band ini terhentikan di album Black Lights. Nine Inch Nails dengan format ketiganya....( format. pertama ( distorsi), format kedua ( dub step) dan format ketiga ( ambiance) sesungguhnya lone wolf, raksasa besar yang hidup dalam kesendirian. Mungkin takdir bahwa scene musik ini adalah scene niche', militan dan terus bergerak dengan kesendirian. Menunggu lama hingga hujan reda......
You must be logged in to comment.
Load More

spinner