Tentang Musik dan Estetika Berkesenian Menurut Mawang

Tentang Musik dan Estetika Berkesenian Menurut Mawang

Beberapa orang beranggapan jika apa yang disajikan Mawang merupakan perlawanan dari budaya-budaya popular, termasuk musiknya yang disajikan seperti antitesis dari musik-musik atau lagu-lagu popular yang ada. “Tidak ada maksud perlawanan. Itu perkembangan dan pencarian diri saya lewat pendewasaan dalam berkarya. Popular atau tidak popular kan itu tergantung masyarakat”, ujar Mawang.

Lalu dia juga menambahkan jika ada berbagai sudut pandang dari karyanya tersebut. “kalo disebut terkonsep ya memang dikonsep, dan memang dipikirkan dampaknya seperti apa terhadap diri saya sendiri, lalu penerimaannya seperti apa. Tapi kalo dibilang antitesis bisa juga. Jadi dari konsep-konsep yang ada itu saya minimalisir, dari sesuatu yang asalnya luas lalu saya bentuk secara minim tapi maximal, seperti yang dilakukan oleh Slamet Abdul Sjukur lah contohnya" (seorang komponis yang dikenal sebagai salah seorang pionir musik kontemporer Indonesia. Karya-karyanya lebih banyak dinikmati di mancanegara, khususnya negara-negara Eropa, daripada di Indonesia. Ialah yang mempunyai ide yang disebut minimaks-red)

Ada sesuatu yang begitu serius dibalik hal-hal absurd dan jenaka yang Mawang sajikan dalam karyanya. Ketika ditanya tentang ada tidaknya kekhawatiran tentang citra Mawang yang selalu dinilai jenaka tersebut, Mawang menuturkan jika dirinya tidak masalah dengan anggapan orang lain. “Proses berkarya jangan ada batasan pengaruh dari luar. Kalo kita menilai diri kita seperti apa kita tidak akan tahu nanti kita akan seperti apa. Kalo dibilang serius ya ini serius. Tapi kalo nganggapnya becanda juga ga masalah”, ujar Mawang.

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner