Metal Hibrida di Indonesia

Metal Hibrida di Indonesia

Di tahun yang sama, band death metal asal Ujungberung,Undergod merilis album perdana mereka yang berjudul Saguru Saelmu Tong Ngaganggu. Musik death metal dikemas dengan lirik berbahasa Sunda dan mengusung tema-tema persoalan yang terjadi di tingkat lokal. Yang menarik dari Undergod adalah mereka selalu mengusung kesenian khas Ujungberung: Reak yang ditampilkan dalam aksi panggung mereka. Mereka hanya bertahan di dua album sebelum akhirnya tenggelam dan belum terdengar dengan rilisan terbaru.

Selain mereka, tercatat pula band Gugat yang menghadirkan instrumen rebab dan karinding, juga Forgotten yang di beberapa lagu mereka melakukan eksperimen dengan menghadirkan tarawangsa dan vokal beluk di musik yang biasa mereka usung.

Generasi terbaru hadir bersama Humiliation, unit death metal asal Bandung. Konsep modern death metal yang diusung band ini juga turut mewarnai kancah musik metal hibrida. Band yang berdiri tahun 2010 ini mengolaborasikan instrumen musik Sunda dengan komposisi death metal khas mereka. Di album Savior Of Human Destruction, mereka munculkan suara suling, karinding dan kecapi di beberapa lagu mereka.

Dari kota Kediri, hadir nama band black metal Immortal Rites yang konsisten mengusung eksplorasi tema seputar kerajaan Nusantara di masa lampau. Kelompok ini juga turut aktif dalam komunitas Black Metal Nusantara. Dari Kalimantan, hadir nama Kapital yang sejak awal hadir sudah mengusung budaya Kalimantan sebagai bagian dari eksplorasi musikalitas mereka baik dari tema lirik maupun penambahan unsur budaya Kalimantan di musik mereka.

Mungkin, masih ada banyak nama band yang tidak teridentifikasi dan memilih berkarya dalam senyap. Mengandalkan keragaman amunisi musik dan budaya Indonesia dan terus melakukan pencarian bentuk dan karakter musik metal Indonesia. Melalui perjalanan panjang dan berliku, musik metal di Indonesia telah mampu hadir dengan karakternya yang khas baik dari segi musikalitas maupun dari sisi tema lirik yang diusung.

Musik sebagai salah satu produk budaya selayaknya selalu dinamis mencari bentuk-bentuk baru menyesuaikan dengan dialektika yang terjadi di tataran sosial. Ada yang mengikuti arus, bahkan ada yang mencoba melawan arus dengan melakukan berbagai eksperimen dan inovasi. Sudah saatnya metal hibrida Indonesia mencari celah untuk bisa hadir di kancah global. Sebuah arena di mana karakter yang kuat akan muncul sebagai pembeda di tengah upaya industri untuk menyeragamkan keberagaman. 

Sumber: https://indonesia.go.id/ragam/seni/seni/barat-ketemu-timur-awal-mula-perkembangan-musik-keroncong

BACA JUGA - Literatur Musik di Tahun 2019

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner