Literatur Musik di Tahun 2019

Literatur Musik di Tahun 2019

Jika kita tarik mundur kembali terkait dengan gerakan musik independen di Indonesia, maka peran musik dan dunia literasi berkaitan sangat erat. Musik dan buku dengan berbagai format pada akhirnya berjalan dan tumbuh beriringan untuk menjadi media penyampai pesan dan informasi. Keduanya hadir untuk saling melengkapi.

Di awal perkembangan musik independen Indonesia, pergerakan mandiri yang digagas oleh segelintir komunitas musik di berbagai kota di Indonesia menyadari betul bahwa musik yang mereka produksi bukanlah sesuatu yang menarik untuk diangkat oleh industri media besar. Lahirlah sebuah kesadaran untuk memproduksi media literasi yang digagas secara kolektif dan mandiri. Sebuah media yang isinya beragam informasi terkait dengan pergerakan dan dinamika band yang bergerak di jalur independen.

Di era tahun '90-an, hadirlah sebuah media yang akrab dikenal dengan nama zine yang menjadi corong informasi komunitas independen di Indonesia. Zine adalah kependekan dari fan magazine yang pertama kali populer di Amerika pada tahun 1970-an, ketika semangat DIY yang digagas oleh kultur musik punk/hardcore mulai merebak. Mereka mulai menulis, mendokumentasikan, memproduksi dan menyebarkan informasi secara mandiri mengandalkan jaringan antar komunitas.

Zine diproduksi dengan mengandalkan format fotokopian yang memuat berbagai informasi. Ada artikel, artwork, komik, resensi musik, informasi konser, promosi rilisan band dan pernik merchandise band. Begitu pula dengan musisi yang menggemari dunia literasi, biasanya menjadikan zine sebagai sarana mereka untuk menuliskan opini serta berbagi literatur terkait dengan musik yang mereka mainkan.  

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner