Spirit Venue-Venue Karinding Attacks di Eropa (Bagian Dua Raung Raya 2017)

Spirit Venue-Venue Karinding Attacks di Eropa (Bagian Dua Raung Raya 2017)

Macao, Milan, Italia
Tanggal 29 November 2017 Karinding Attack tampil di Macao, Milan, Italia. Ini merupakan panggung terakhir tur Raung Raya Karinding Attack bersama Morphine Records di Eropa tahun 2017. Macao adalah nama pusat seni baru yang dikelola secara mandiri di Milan. Sejak berdiri, macao sepeti katarsis seni dan budaya bagi sebuah kota tua bersejarah yang belum berhasil menciptakan museum seni kontemporer atau pusat komunitas untuk seni eksperimental. Macao lahir pada masa pemberontakan nasional yang menyebabkan pendudukan banyak ruang publik untuk budaya yang lebih mudah diakses melalui proses radikal dari pusat reklamasi untuk perkampungan. Pergerakan Macao meluas melibatkan warga, artis, penghibur, seniman dan pekerja budaya, melintasi, mencakup, dan menggambarkan peta baru Milan dalam 20 tahun terakhir.

Peta ini relatif berbeda dengan apa yang terjadi di kawasan-kawasan seni budaya lain di Italia seperti yang terjadi di Teatro Valle Occupato, Cinema Palazzo, dan Angelo Mai di Roma; Teatro Marinoni di Venice, Asilo Della Creatività e Della Conoscenza di Naples, Teatro Coppola di Catania, serta Cantieri Arsenale dan Teatro Garibaldi Aperto di Palermo, di mana Macao melibatkan lebih banyak seniman yang terlibat, terutama mereka yang aktif dalam Isola Art Center, sebuah gerakan akar rumput yang berjuang bersama masyarakat setempat untuk mendorong terciptanya pusat-pusat seni.

Macao terdapat di gedung Torre Galfa, yang telah terbengkalai lebih dari 15 tahun di jantung kota Milan. Awalnya, Torre Galfa adalah milik Salvatore Ligresti, salah satu broker real estat paling terkenal di Milan yang dihukum korupsi dan kejahatan mafia. Nama Macao sendiri adalah mock-up dari berbagai nama antara lain Moma, MACBA, Mambo, Maxi, Makro. Mock-up ini merujuk pada tawaran perspektif baru pada gagasan museum yang diusung Macao, yakni museum dibuat oleh seniman militan. Ia otonom, didukung oleh sirkuit galeri dan koleksi pribadi, revolusioner, dan berada dalam seuah sirkuit pemikiran bahwa perubahan harus melibatkan semua seniman, komunikator, teoretisi, filsuf, arsitek, dan warga. Berbagi pengetahuan dan talenta dalam sebuah perjuangan adalah satu-satunya jalan bagi Macao untuk menghasilkan seni dan budaya. Di ruang dengan spirit ituah Karinding Attack tampil di Italia.

Panggung terakhir dalam rangkaian tur Ruang Raya ini digebrak habis-habisan oleh Karinding Attack. Tampil di cuaca yang sangat dingin karena Macao tidak mempunyai sistem penghangat ruangan, tak mengurungkan semangat dan penampilan Karinding Attack. Kembali kami mendapat sambutan yang sangat baik di sini dan ini semakin membesarkan hati—bahwa karinding tidaklah bersikap lokal. Ia unik dan mampu membangun keterbukaan di antara siapa saja. Dalam bahasa universalnya sebagai musik, ia adalah jembatan untuk saling berinteraksi, menebar persahabatan, dan lebih jauh membagikan semangat karuhun yang silih asah, silih asih, silih asuh, silihwangian, ke seluruh dunia.

Di semua negara Eropa yang kami singgahi banyak sekali catatan yang secara khusus dibuat sebagai wawasan dan pegangan bagaimana kultur seni dan eksosistemnya dibangun dan mendukung seniman serta kemajuan kebudayaan di tempat-tempat tersebut. Salah satu yang paling penting adalah posisi venue-venue di mana Karinidng Attack tampil dalam pecaturan kultur baru anak muda Eropa, terutama di negara-negara di mana Karinding Attack tampil. Semuanya memiliki posisi yang kuat, merupakan representasi penghargaan terhadap sejarah melalui revitaisasi aset bangunan bersejarah yang dialihfungsikan menjadi pusat seni dan budaya, eksklusif dalam arti tidak sembarangan band bisa tampil di sana tanpa kurasi khusus yang kredibel terlebih dahulu dari pengelola.

Venue-venue ini juga merupakan pusat anak muda yang terbuka pada keragaman ekspresi, merepresentasikan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta memiliki jejaring komunitas global yang digerakkan oleh para seniman muda yang otonom dan militan. Kekuatan karakter venue-venue ini merupakan representasi bahwa karinding mendapatkan pengakuan yang layak dari kultur musik dunia yang memegang spirit yang sama dengan venue-venue tersebut.

Di antara begitu banyak yang khas di setiap kawasan, ada beberapa catatan persamaan pola yang kami dapatkan di Eropa. Yang paling kentara adalah pembangunan kemajuan kota selalu diiringi oleh pola pelestarian alam yang baik dan memperhatikan empat unsur alam untuk tetap terjaga. Pembangunan terpola dan terencana, tak hanya memperhatikan kemajuan ekonomi, namun juga memperhatikan sisi kemanusiaan, ketuhanan, kemasyarakatan, dan juga penghargaan terhadap mahluk-mahluk lain seperti hewan dan tumbuhan. Penghargaan terhadap nilai-nilai sejarah dan budaya luhur nenek moyang juga sangat terjaga.

Banyak sekali bangunan yang berumur lebih dari lima abad masih berdiri kokoh dan dipertahankan arsitektur, desain interior, bahkan fungsinya. Ini secara alam pikiran dan semangat menyambungkan keterikatan manusia dari masa ke masa dengan tanah airnya sehingga kecintaan akan tanahnya sangat terpelihara. Perhatian yang besar kepada kesejarahan juga didukung oleh sistem pendokumentasian yang sangat baik. Museum-museum sangat banyak serta bisa diakses dengan mudah. Pengelolaan dokumentasi dan arsip jua sangat bagus dan relatif mudah untuk diakses. Pusat-pusat seni dan budaya sangat marak dan menjadi aset penting dalam kemajuan kota-kota di Eropa.

Semua hal ini juga ditunjang oleh sistem pendidikan dan pewarisan budaya yang jelas dan bagus. Pendidikan membukakan pintu keterbukaan terhadap kemajuan di luar yang lalu pengaruhnya diserap namun kemudian tidak serta-merta mentah-mentah ditiru. Mereka melakukan proses pengolahan yang sesuai dengan budaya setempat, sebelum kemudian melahirkan sesuatu yang baru, hibrid, bagus, dan sesuai dengan tanah airnya untuk dipublikasikan. Peran sekolah dan universitas sangat nyata dalam berbagai pengembangan. Berbagai komunitas akademisi lahir selain simpul-simpul kajian yang dibuat di perguruan-perguruan tinggi.

Jurnal-jurnal akademik dihasilkan setiap harinya dan memperkaya kajian ilmiah mengenai fenonema yang terjadi di kalangan anak muda dan menjadi masukan yang berarti bagi pemerintah dalam menentukan berbagai kebijakan yang berdasar kuat, membumi, ilmiah, aplikatif, dan mampu menjawab dinamika dan gejolak hasrat warganya. Penghargaan atas karya menghindarkan berbagai kalangan dari stigma dan diskriminasi atas hasrat musik tertentu, sehingga kajian-kajian ini terus terjaga keberadaannya, terdokumentasi, terpublikasi, dan mampu diakses dengan mudah oleh berbagai kalangan.

Karena mentalitas ini maka proses kebebasan dalam berekspresi, berkarya, dan menciptakan beragam hal sangat terjaga. Seniman, di ranah apa pun, dihargai dengan layak dan mendapatkan berbagai kesempatan yang sama satu dengan lainnya. Ruang-ruang budaya bermunculan mewadahi hasrat-hasrat ini, tidak saling mengandalkan kepada ruang-ruang tertentu yang sudah ada sebelumnya dan mapan. Di balik kesejahteraan Eropa, para senimannya terus bergerak secara militan dan otonom melahirkan kemungkinan-kemungkinan baru dalam berkarya dan berkolaborasi baik secara sistematis mau pun aksidental.

Para seniman dan para pecinta seni secara umum memiliki kemudahan menemukan keterhubungan antara satu hasrat dengan hasrat lainnya dan pada akhirnya, pembangunan ekosistem musik dan ranah hasrat lain yang sangat baik satu dengan yang lain juga terjaga, termasuk pemenuhan keutuhan perekonomian para seniman. Semoga ini semua bisa diterapkan dalam pembangunan ranah musik karinding dan bagaimana musik ini bisa membangun spirit kota-kota di mana ia dicintai, diusung, dimainkan, dan dikembangkan menjadi berbagai bentuk baru yang bersemayam dalam kehangatan jaman.

Indonesia, bandung, sudahkan merevitalisasi venue-venue seperti ini?

Iman Rahman Anggawiria Kusumah

Penulis adalah musisi, sejarawan, rekreasioner, dan adiktivis.

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner