Sedikit Waktu, dan Beribu Memori (HMGNC Japan Tour - Part 1)

Sedikit Waktu, dan Beribu Memori (HMGNC Japan Tour - Part 1)

Foto di atas hasil tangkapan Kenji Mitome (@mitoken_asia).

Jurnal perjalanan HMGNC Japan Tour (7-14 September 2018) Tokyo-Yokohama-Osaka-Kyoto-Kobe oleh Dina Dellyana.

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by HMGNC (@hmgnc) on

Akhirnya, yang kami rencanakan sejak Juni 2018 terwujud, Japan Tour di lima kota! Pagi itu hari Kamis 6 September 2018, tepatnya jam tujuh pagi, tim HMGNC yang terdiri dari tiga personil, satu road manager, satu orang tour leader sekaligus translator dan satu orang dokumentasi berkumpul di kantornya Kuassa, Jalan Sukasenang 5 Nomor 14. Satu persatu peralatan manggung dicek kembali untuk memastikan tidak ada yang tertinggal. Kami memang sengaja me-maximize alat instead of me-minimize karena kami rasa inilah waktunya kami untuk menunjukan musik HMGNC ke luar Indonesia, walaupun dengan konsekuensi keribetan yang hebat karena total alat yang kami bawa lumayan banyak. Setelah lengkap semua, kami berangkat ke bandara Soekarno Hatta, Jakarta untuk mengejar flight jam empat sore. Sesampainya di bandara, kami check-in dan re-check barang yang dibawa, lalu baru menyadari barang kami hampir saja overweight tapi untungnya masih aman. Pesawat terbang on time ke Denpasar, Bali untuk transit dan terbang kembali ke Tokyo, Narita jam 12 malam.

Esok harinya, Jumat 7 September 2018 jam tujuh pagi kami touch down Tokyo. Setelah melalui segala proses pengambilan barang dan imigrasi, jam 10 pagi kami langsung keluar bandara, dijemput menggunakan mini bus oleh tim dari Friday Flower, band Jepang yang menjadi partner split Japan Tour kami. Tanpa basa-basi, kami langsung menuju ke tempat check sound di Shimokitazawa. Sampai di tempat check sound, kami sedikit pesimis untuk bisa on time, karena kami baru sampai di sana jam sekitar jam setengah dua siang, sedangkan jam enam sore kami harus interview radio, ditambah lagi kami semua belum mandi saat itu (akibat landing pagi dan buru-buru ngurusin alat). Kami jadi berpikir keras bagaimana caranya dalam waktu dua jam harus cukup mandi-setting alat-check sound dan langsung jalan menuju radio.

Setelah ngebut mandi di hotel, kami langsung menuju Livehouse yang (untungnya) masih walking distance dari hotel. Sampai di sana, kami kaget karena yang mengurus Livehouse itu adalah dua orang anak muda, seorang sound man dan seorang stage crew perempuan. Ajaibnya, yang kami pikir check sound itu bakal ribet dan lama (seperti halnya di Indonesia), di sini dapat diselesaikan dalam waktu 30 menit saja. Cara kedua orang itu sangat profesional ketika mengatur routing kami yan super ribet itu (catatan: road manager kami sama sekali tidak boleh pegang kabel) dan mereka mampu mengatur waktu yang singkat menjadi sangat efektif. Walhasil, check sound berjalan lancar, dan berhubung kami memang sudah wangi, kami bisa mengejar interview radio tepat waktu. Pertanyaannya, gimana caranya di Indonesia bisa punya stage crew secanggih mbak-mbak barusan, ya? Haha.

Radio yang kami datangi adalah block.fm (@blockfm), salah satu radio kenamaan anak muda Jepang dan interview radio bersama Yuki Kawamura (@venuskawamura), seorang DJ/produser/annoucer yang saya temui ketika ke Jepang pada Juli lalu. Sebelum interview, kami di-brief untuk tata cara interview. Jadi, di sini kami harus menjawab interview total dalam bahasa Jepang. Untung kami selalu ditemani sensei Aki Pratomodono (@nikolausaki), jadi semua pertanyaan yang ditanyakan dalam bahasa Jepang bisa dijawab dalam bahasa Inggris atau Indonesia, lalu diterjemahkan ke bahasa Jepang. Pertanyaan yang diajukan seru banget, lebih banyak ke skena elektronik Indonesia, tentang album HMGNC, sampai hal-hal mengenai Indonesia. Mereka juga menyiapkan playlist lagu-lagu HMGNC untuk diputar selama satu jam. Yaa, semoga pada suka nih, pendengar radio ini sama HMGNC.

DR. DINA DELLYANA, MBA

Dr. Dina Dellyana adalah seorang produser musik elektronik. Ia adalah bagian dari HMGNC dan juga seorang DJ. Selain aktif dalam bidang musik, ia juga memiliki segudang aktivitas, seperti menjadi seorang penulis, peneliti, penasehat untuk kota kreatif, dosen, dan kepala program inkubator bisnis di Institut Teknologi Bandung, dan lain-lain.

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner