Musik Intuitif, Jalan Tengah Sebelum Bubar

Musik Intuitif, Jalan Tengah Sebelum Bubar

Saya membayangkan begini, mereka mandi dengan memperagakan player bass rock, tapi sambil menangis dan membanting gitarnya lalu melepas strip gitar demi keseragaman fashion teman-teman bermainnya. Lagi-lagi, sebuah band bubar karena euforia, tepatnya euforia fashion. Pada situasi demikian, lagu-lagu saya ingin pulang ke dapur rekaman. Pertanyaan-pertanyaan dalam kontemplasi beranak-pinak menjadi luapan emosi. Seharusnya, musik berfungsi lebih dari sebuah ajang bergengsi membentuk eksistensi.

Karena itu, lagu-lagu dan irama dalam beberapa album musik terutama milik saya mengupayakannya pada diri sendiri, bahwa dalam menempuh proses kreatif sedikit-dikitnya melibatkan dimensi ‘intuisi’. Dimensi tersebut akan melatih kepekaan terhadap hal-hal timpang di sekitar kita, sehingga itu bisa menjadi sebuah movement dalam bentuk lagu-lagu, dengan sendirinya musisi akan menciptakan lagu-lagu yang sedang dia gelisahkan, dan genre akan terbentuk dengan sendirinya tanpa mengada-ada. Sehingga musik yang dibawa lebih memiliki value ketimbang sekadar mohon maaf, ‘biar keren maka gue main musik’. Di samping itu bubar-terbentuk nya sebuah band atau album musik tidak akan menjamur di kota-kota dingin, seperti Malang.

Iksan Skuter

Solois yang satu ini merupakan musisi dari kota Malang. Dengan lirik-lirik yang sarat makna, pola vokal yang berkarakter, dan petikan gitar yang unik, Iksan Skuter memberikan warna tersendiri untuk ranah musik independen tanah air.

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner