Mengurai Mimpi dari Soreang ke Jerman (Bagian Dua)

Mengurai Mimpi dari Soreang ke Jerman (Bagian Dua)

Paint In Black


Foto didapatkan dari Paint In Black

Ini mungkin band cadas paling serius dan menjanjikan dari daratan Lampung. Terbentuk di Metro sekitar 11 tahun lalu, Paint In Black meracik musik metalcore dalam riff yang tegas dan berpeluh melodi. Deru bas dan drumnya digeber intens, mengiringi vokal berat yang menyalak. Tahun lalu saya sudah menerima sekeping album self-titled-nya yang tergarap apik. Produksinya terdengar cukup serius dan optimal. Seakan membantai semua keluhan akses produksi yang jauh dari “pusat” (baca: Jawa). Jika kita simak lagi nomor seperti “Heaven or Hell” atau “Rantai Berantai”, terdengar semua instrumen bermain maksimal. Masing-masing mengambil porsi yang pas dan pol. Keterampilan teknis dan produksi musik tampaknya sudah bukan masalah yang utama bagi mereka. Jika Paint In Black sudah berada di tahap Final Show, saya rasa kapasitas mereka tidak hanya sekedar ingin ikut memeriahkan ajang ini belaka.

Tonton video lirik “Rise Up For Real Life” berikut:

Samack lahir dan tumbuh di kota Malang. Sempat menerbitkan Mindblast Fanzine (1996-1998) dan situs musik Apokalip (2007-2010). Tulisannya seputar musik dan budaya pop pernah dimuat di Jakartabeat, The Metal Rebel, Rolling Stone Indonesia, Vice Indonesia, Warning Magz, Whiteboard Journal, GeMusik, serta berbagai media lainnya. Sesekali menjadi editor untuk sejumlah buku dan penerbitan. Saat ini beraktivitas di bawah institusi Solidrock serta mengelola distribusi rekaman bersama @demajors_mlg.

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner