Mengenal Musik Metal dan Segala Komponen Penting

Mengenal Musik Metal dan Segala Komponen Penting

Pada artikel sebelumnya, telah dikupas jika musik metal berkaitan dengan beberapa komponen pendukung yang menjadi bagian yang tidak terpisahkan, seperti dimensi sonik atau segala sesuatu yang berkaitan dengan bunyi, dan dimensi visual sebagai pemerkuat identitas dari band iu sendiri. Kali ini, hal yang akan dikupas adalah komponen yang peranannya sangat signifikan dalam eksistensi sebuah band. Dimensi ini cukup rumit. Sama halnya dengan dimensi sonik dan visual, aspek ini menjadi satu kesatuan yang tidak bisa dikesampingkan dari sebuah band metal. Dimensi ini dinamakan dimensi verbal yang mencakup nama band, judul lagu, nama album, dan lirik.

BACA JUGA - Mengenal Musik Metal, Identitas, Karakter, dan Keistimewaannya

Nama Band
Apalah arti sebuah nama?”, begitu kata Shakespeare. Pertanyaan ini seringkali membuat sebuah band harus berpikir keras untuk menentukan nama, seperti yang disampaikan Putranto, seorang editor majalah musik kenamaan Indonesia. Sebuah nama bagi penggiat musik adalah unsur yang sangat penting. Nama band dapat difungsikan sebagai alat marketing dan pernyataan artistik. Menamai band itu sendiri bisa berangkat dari berbagai hal. Nama yang berkaitan dengan genre itu sendiri paling mudah ditemui, atau nama yang berangkat dari salah satu identitas personil.

Tetapi, saya membaca salah satu tulisan yang menyatakan bahwa sekitar tahun ‘60an, beberapa band mengadopsi nama kolektif seperti The Kinks, The Beatles, dan The Rolling Stones. Penamaan beberapa band heavy metal di era awal kemunculan pun ternyata tidak terkait dengan genre musik. Sebut saja Led Zeppelin. Band ini dibentuk oleh Jimmy Page setelah dia keluar dari The Yardbird. Zeppelin adalah sebuah pesawat pengebom asal Jerman di abad 20 yang dipakai pada Perang Dunia I, yang kemudian berubah fungsi menjadi pesawat komersil sampai tahun 1930. Lain halnya dengan Black Sabbath yang muncul pada tahun 1969. Awalnya, band tersebut bernama Earth, yang kemudian berganti menjadi Black Sabbath karena terinspirasi oleh film horor dari Inggris.


Black Sabbath | foto:thatdandyclassicmusichour.com

Umumnya, penamaan band heavy metal saat itu cenderung mengikuti tradisi band rock yang menghindari penggunaan nama personil dan lebih memilih kolektif. Tradisi itu kemudian berlanjut menjadi sebuah simbolisme komunal perlawanan kultural di tahun 1960. Kalaupun ada band yang menggunakan nama personil, seringkali karena personil yang namanya digunakan telah mencapai popularitas bersama band sebelumnya  dan tidak mau kehilangan popularitas itu. Misalnya, Ozzy Osbourne dan Ronnie James Dio yang menamakan masing-masing bandnya dengan “Ozzy” dan “Dio”.

Dilihat secara sekilas, ratusan nama band heavy metal menunjukkan keseragaman dari segi arti dan sensibilitasnya. Tema yang biasa digunakan sebagai dasar penamaan band berkutat di unsur-unsur yang berkaitan dengan tirani dan setan. Abbattoir (penjagalan), Annihilator (penghancur), Dark Angel (malaikat kegelapan), Death (kematian), Nuclear Assault (serangan nuklir), Poison (racun), dan ratusan nama lainnya merupakan contoh nama-nama band yang diambil dari beberapa periode dengan subgenre yang berbeda. Selain tema-tema di atas, terkadang tema keagamaan juga menjadi inspirasi penamaan band, seperti “Angel”, “Hell”, “Sacred” dan “Saint”.

Berbeda dengan kondisi di tanah air. Hal yang menjadi unik di sini adalah sebagian band metal Indonesia memilih untuk menggunakan bahasa Indonesia, seperti yang diungkap Arian (Seringai) bahwa dia lebih memilih bahasa Indonesia agar lebih eksotis dan tidak membuat orang bertanya-tanya. Contoh lainnya ialah kata “Jasad”, yang dipilih oleh sekelompok lelaki dari Ujungberung, Bandung sebagai nama yang mewakili citra dari genre death metal yang mereka usung. Pada dasarnya, semua orang berhak memilih nama bandnya masing-masing tanpa harus menghakimi. Idealnya, sebuah nama band dipilih dengan pertimbangan mudah diingat dan diucapkan.     

Judul Lagu dan Album
Judul lagu dan album bagi sebuah band heavy metal pada umumnya berkaitan erat dengan tema yang diusung, atau dari nama band itu sendiri. Mereka menyusun sebuah ekspektasi emosi. Lirik dari beberapa lagu lebih condong untuk didengarkan daripada dibaca. Jika ada kata atau kalimat yang dirasa penting, sang vokalis akan melafalkannya dengan lebih jelas, ketimbang bagian lirik yang lain. Kalimat itu biasa dinyanyikan pada bagian yang disebut chorus yang diulang beberapa kali, atau terkadang disebut reffrain.

Musik heavy metal sangat menjaga hubungan vokal yang difungsikan sebagai instrumen dengan lirik yang dinyayikan. Vokal memang diperlakukan seperti instrumen dalam heavy metal. Makna penting yang melekat di lagu-lagu lebih penting dinyanyikan dengan jelas, daripada penggambaran makna yang disajikan dalam lirik.

Hinhin Agung Daryana atau yang lebih dikenal dengan sebutan Hinhin Akew adalah salah satu tokoh yang sudah bergelut di ranah musik bawah tanah sejak tahun '90an. Ia merupakan seorang gitaris dan akademisi yang fokus mengajar hal-hal yang berkaitan dengan musik. Hari ini, ia aktif dan bermusik bersama Nectura dan Humiliation.

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner