Membangun Branding Digital Untuk Musisi

Membangun Branding Digital Untuk Musisi


Bercerita dengan para narasumber tentang pemanfaatan platform digital untuk karir bermusik mereka

Pertumbuhan digital membuat para musisi mau tidak mau harus selalu mengikuti perkembangan teknologi. Yang paling umum untuk di Indonesia memang masih dipegang untuk layanan streaming semacam Spotify dan Apple Music. Kanal Youtube pun masih menyajikan konten yang dapat dimanfaatkan para musisi. Selain video klip atau live show, beberapa konten seperti video lirik dan vlog (video blog) tampaknya sekarang sedang menjadi favorit para musisi – termasuk saya yang keranjingan menyaksikan vlog dari band-band lokal!

Secara bisnis, digital masih belum mampu menjadi tumpuan utama. Karena bisnis lewat merchandise dan panggung masih menjadi magnet utama menghadirkan pundi-pundi. Dua video klip Dipha Barus ditonton lebih dari satu juta orang ternyata belum menjadi monetisasi yang utama. Alhasil, bagi saya, kehadiran digital memang harus kita antisipasi dengan mindset dan pendekatan yang lain.

Berbicara platform digital, ada hal yang tak boleh kita lupakan yaitu engagement. Nyatanya, bagi Dipha Barus dan Andien, platform digital menyediakan ruang aktivasi untuk membangun engagement dengan para penikmat musik mereka. Pengalaman Andien ketika hamil lalu membuat sebuah aktivasi untuk ibu hamil ternyata dapat menjadi konten yang menarik sekaligus juga meraup market pendengar baru. Jadi engagement ini tak hanya menyoal interaksi, tapi dapat menjadi perluasan market. Membangun engagement diperlukan lewat cara membuat konten yang kreatif, unik, dan tepat sasaran.

Hal lainnya yang juga penting adalah membangun komunitas off-line seperti yang dilakukan Dipha Barus. Dibalik kesuksesannya dalam membangun branding digital, Dipha Barus tak lupa untuk turut aktif dengan cara membentuk komunitas sesama pelaku musik elektronik lewat labelnya Ponyourtone. Kehadiran platform digital harus diimbangi dengan pergerakan yang nyata lewat aktivitas-aktivitas off-line. Saya pikir, membangun komunitas ini merupakan langkah kunci untuk menciptakan tribe di ranah dunia maya.

Dampak sosial lewat membangun jejaring maya dapat dimanfaatkan oleh para musisi. Karya album terakhir Andien dan single teranyar Dipha Barus “All Good” dibangun lewat model kolaborasi di dunia maya seperti ini. Dampak sosial masih menjadi hal yang paling terasa daripada sisi bisnis. Kolaborasi-kolaborasi yang dilakukan oleh Andien dan Dipha sepenuhnya terjadi berkat jejaring maya ini.

Foto: Idhar Resmadi docs.

Nama Idhar Resmadi sudah dikenal di kalangan jurnalis musik tanah air. Music Records Indie Label (2008), Kumpulan Tulisan Pilihan Jakartabeat.net 2009-2010 (2011), dan Based on A True Story Pure Saturday (2013) adalah karya yang sudah ia rilis. Selain itu, ia juga merupakan peneliti lepas, pembicara, moderator, atau pemateri untuk bahasan musik dan budaya.

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner