Kidung Rindu Dari Penjuru
Seiring berjalannya waktu, era keemasan Kabut Enterprise mulai redup karena kesibukkan para pendirinya. Akhirnya, aktivitas Kabut Enterprise mulai menjadi pasif, baik dalam penyelenggaraan acara atau di tongkrongan-tongkrongan. Hal ini mendorong remaja yang masih semangat dalam mengangkat spirit “the power of equality” ala Garut mendirikan scene baru. Dengan semangat kolektif, pada awal tahun 1997 berdirilah Noise, yang mengedepankan gaya baru namun memakai tongkrongan yang tetap sama, di sekitaran Jalan Siliwangi. Karya-karyanya sangat menginspirasi, terutama dalam bentuk kegiatan penyelengaraan acara. Noise pula lah yang menurut saya menjadi jantung musik underground di kota Garut hingga sekarang, walau saat ini mereka tidak menamakan diri dengan identitas apapun.
Dengan kebulatan tekad dan cita-cita untuk memajukan komunitas musik yang ada di Garut khususnya underground, lahir lah event “Cinta Damai” pada tanggal 2 April 1999. Acara ini sangat mencerminkan “Garut underground” saat itu. Punk rock, hardcore, black metal, thrash metal, death metal, semua bercampur. Garut menjadi satu, tak ada Fanatisme terhadap genre apapun, tak ada bendera scene apapun. Inilah “Garut underground”. Gedung Garut Theatre saat itu pun tidak dapat menampung banyaknya massa pencinta musik undergorund Garut. Undergrounder Limbangan, Wanaraja, Kadungora, Leles, Karangpawitan, Cikajang, Pameungpeuk, dan daerah-daerah lainnya melimpah ruah dan berpesta pora, atas nama satu suara dalam satu langkah kebersamaan, bergenggaman tangan dan meneriakkan “Garut Cinta Damai” dalam karya.
Comments (2)