Ketahuan Lip Sync, Anjinc!

Ketahuan Lip Sync, Anjinc!

Faktanya, banyak musisi yang mengalah dan mengangguk mengiyakan untuk lip sync. Rata-rata karena sudah pipis di celana duluan dengan institusi yang dihadapi seperti BBC yang mengharuskan praktik lip sync di salah satu acara paling terkenalnya, TOTP — Top of the Pops.

The Police, misalnya, rela bersandiwara menembangkan “Roxanne”. Simak videonya, gamblang terlacak Sting sekadar membuka mulut. Barangkali The Police lebih memprioritaskan gita tentang pelacur tersebut disimak jutaan orang—yang semoga berujung pada terdongkraknya ketenaran The Police—daripada sibuk saling cakar soal mereka boneka atau bukan.

Nirvana? Mereka setuju pada BBC - TOTP untuk minus one. Semua instrumen tidak dimainkan live, seluruhnya rekaman, kecuali vokal. Ya, seperti karaoke. Dan kebandelan Kurt Cobain & Rekan bukan isapan jempol belaka, lirik paling awal “Smells Like Teen Spirits” diubah menjadi “load up on drugs, kill your friends…”. Belum lagi polah Kurt mencoba menelan mikrofon, Kurt Novoselic jumpalitan memainkan bas yang jelas tak seirama dengan apa yang terdengar di speakers, pula Dave Grohl yang menggebuk drum lucu-lucuan. Saya yakin yang pipis di celana bukan Nirvana tapi BBC. Ha.

Lihat juga Travis di TOTP. Menjalankan minus one …dan nyaris menghentikan pertunjukan karena aksi saling tampol kue ke wajah masing-masing personel band.

Di film "Bohemian Rhapsody" terdapat juga adegan yang menyorot soal lip sync. BBC sedikit arogan memunculkan gestur semacam “kalian jangan main-main dengan media segigantik BBC”.

Bagaimana di negeri ini? Hampir sama sebangun, agak segendang sepenarian. Lip sync digemari produser acara, dinajisi (sebagian) pengisi acara. Bisa dibilang dominan acara-acara musik di televisi Indonesia di pagi hari mensyaratkan lip sync. Saat saya masih memanajeri Superman Is Dead, trio Pulau Dewata ini sangat jarang muncul di acara-acara musik televisi. Salah satu faktor utamanya adalah karena SID menolak beraksi lip sync. Sementara tayangan musik di televisi baik pagi mau pun petang di era itu, pertengahan 2000an, sedikit sekali yang bebas dari praktik lip sync. Ogah lip sync sama dengan minim kemunculan di televisi.

Tapi bukan SID saja yang ogah lip sync kala itu. Setahu saya Padi dan Slank pun menafikannya. 

Paling mutakhir adalah ribut-ribut Via Vallen pura-pura berdendang di acara pembukaan Asian Games. Akibat serbuan blitzkrieg-frontal diare verbal dari netijen, mencak-mencak menuduhnya macam-macam, tidak profesional, merendahkan profesi biduan, bahkan dicap melecehkan bendera Tauhid (ini ngarang, biar sensasional saja). Mungkin karena Via doyan bukan tipe konfrontatif akhirnya ia meminta maaf. Tapi Wishnutama—petinggi acara, bukan bapaknya—tak setuju Via minta maaf. Menurut Wishnutama—Creative Director Opening Ceremony Asian Games, bukan ayah Via Vallen, ia memanggil ayahnya “papa” dan ke Wishnutama mungkin “om”—ada standar pertunjukan yang bisa terkorbankan jika nekat dipaksakan live. Berhubungan dengan sinyal dan bisa mengacaukan frekuensi jika terjadi apa-apa.

Saya sendiri tidak anti lip sync. Tergantung situasi. Kasuistis. Tapi saya bukan penyanyi. Anak band juga bukan. Tidak pantas, terlalu sok asik, sebaiknya bungkam, di isu ini. Mungkin Ellyas Pical punya pendapat mencerahkan soal lip sync? Silakan, bung. Monggo!

Rudolf Dethu memiliki beragam profesi. Mulai dari manajer band, penulis buku, jurnalis, pengamat musik, aktivis gerakan sosial kemasyarakatan, koordinator program kesenian, sempat menjadi penyiar radio cukup lama, pun menyandang gelar diploma di bidang perpustakaan segala.

Pernah ikut menyelenggarakan salah satu festival industri kreatif terbesar di Indonesia, Bali Creative Festival, selama 2 tahun berturut-turut, namanya mulai dikenal publik setelah turut berperan membesarkan Superman Is Dead serta Navicula.

Belakangan ini Dethu disibukkan utamanya oleh 3 hal. Pertama Rudolf Dethu Showbiz, band management yang mengurusi The Hydrant, Leanna Rachel, Manja, Athron, Leonardo & His Impeccable Six, Negative Lovers, dan Sajama Cut. Kedua Rumah Sanur - Creative Hub di mana ia menjadi penyusun program pertunjukan musik dan literatur. Ketiga MBB - Muda Berbuat Bertanggungjawab, forum pluralisme yang mewadahi ketertarikannya pada isu kebinekaan dan toleransi.

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner