Kenapa Harus Hantu?

Kenapa Harus Hantu?

Lewat lagu yang saya tulis, akhirnya orang mulai penasaran terhadap makna demi makna di balik lagu-lagu itu. Awalnya saya menceritakan setiap lagu dalam tulisan di blog, tiba-tiba saja blog saya dibaca oleh penerbit hingga tahu-tahu jadilah saya seorang penulis buku.

Tuhan mungkin memang sudah menyiratkan jalan ini, tapi saya tak pernah menyangka akan melangkah sejauh ini. Terlebih tiba-tiba buku itu menjelma menjadi sebuah film, ditonton oleh banyak orang. Manalah tahu akan begini jadinya. Semuanya menjadi kejutan-kejutan manis, yang tentu banyak pula mengalami pasang dan surut.

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

Kepada kalian yang melihat postingan ini, tolong dibaca dulu captionnya sebelum komen . Saya suka sekali melihat trailer film Silam, karakter pemain utama sangat cocok dengan tokoh Baskara yang saya gambarkan di buku itu. Dengan ide cerita, dan para pemain yang bermain total di film ini, rasanya tak sabar melihat versi full filmnya di bulan Desember 2018 nanti. Buku Silam ini sangat spesial, karena untuk meramunya butuh waktu panjang disertai berbagai tukar pikiran dengan beberapa orang yang saya percaya . Namun, ada hal mengganjal yang terpaksa harus saya sampaikan disini. Buku Silam, bukan bagian dari kisah “Danur”. Cerita buku ini terpisah dari kisah di buku Danur, Maddah, dan Sunyaruri. Jadi, sebenarnya film yang diangkat dari buku Silam ini tidak cocok dijadikan bagian dari “Danur Universe”. Harus diakui, saya terlambat menyadari ini. Jika bukan diingatkan oleh kalian para pembaca karya saya . Meski tak menjadi bagian dari “Danur Universe”, saya yakin film ini sama bagusnya dengan film-film yang diangkat dari buku saya terdahulu. Meski berdiri sendiri tanpa saudara-saudaranya yang lain, karya saya ini memiliki karakter cerita yang sangat kuat. Semoga tim @mdpictures_official @pichousefilms @danurmovie @filmsilam Bisa memahami ini. Terima kasih ❤️

A post shared by risa_saraswati (@risa_saraswati) on

Kembali ke karya. Ya, ini tentang hati, bukan tentang marketing pemasaran karya.

Mau itu hantu, mau itu cinta, mau itu kesedihan, mau itu apapun selama dibuat dengan hati, karya tetaplah sesuatu yang seseorang bisa banggakan. Bukan perkara dibanggakan oleh orang lain, tapi setidaknya saat menatap, merasakan, mendengar, meraba, dan menelanjangi karya itu... Kita merasa hidup kembali, dan merasa yakin bahwa ada sesuatu yang bisa membuat hati kembali.

Egois memang, tapi saya berkarya untuk diri saya sendiri, bukan untuk orang lain. Jadi ketika orang bertanya kenapa harus hantu? Saya mungkin akan mengacuhkan, dan kembali bertanya. “Kenapa harus kenapa?”

Partime singer, partime writer, & partime ghosthunter

View Comments (1)

Comments (1)

  • Antyudiar
    Antyudiar
    18 Nov 2018
    Selalu suka dengan cara penulisan teh risa. Sangat bagus rangkaian kata dan maknanya selalu sampai. Setuju sekali sesuatu yg dibuat dengan/dari hati pasti akan sampai ke hati ❤️ Sukses selalu teteh yg selalu menginspirasiku
You must be logged in to comment.
Load More

spinner