Hidup Adalah Eksperimen

Hidup Adalah Eksperimen



Wukir Suryadi (atas) dan Rully Shabara (bawah) | Foto didapatkan dari jasa pencarian daring Google

Di Indonesia, saya selalu kagum dengan terobosan yang dilakukan oleh band-band ekperimental seperti Zoo, Senyawa, Setabuhan, Seek Six Sick, Sulvur atau Lefty Fish. Band-band asal kota Yogyakarta itu seolah tidak pernah puas dengan batasan akan eksperimentasi musik dan instrumen mereka. Seperti contohnya Wukir Suryadi dari Senyawa yang menghasilkan bebunyian yang unik dan aneh lewat instrumen bikinannya sendiri. Begitu juga dengan apa yang dilakukan vokal Rully Shabara dari Zoo, Senyawa, Setabuhan yang selalu mampu membuat saya takjub. Untuk inspirasi gitaris ekperimen lokal, Sony Irawan dari Seek Six Sick. Untuk konsep musik eksperimental, saya takjub dengan Harry Roesli di era tahun '80an dengan berbagai konsep panggung dan pergerakannya di luar seni panggung. Sementara di ranah ekstrim metal, band seperti Jasad, Forgotten juga melakukan eksperimen dengan memadukan musik death metal dengan instrumen tradisonal Sunda sebagai penambah atmosfer musik mereka. Lagu mereka jadi terdengar berbeda dan mampu hadir dengan nuansa yang berbeda dengan materi mereka di album sebelumnya.

"Tidak ada batasan dalam berkarya. Berhasil atau gagalnya sebuah percobaan dalam bermusik menurut saya adalah sesuatu yang bersifat relatif."

Saya sendiri senang melakukan berbagai eksperimen, baik di ranah vokal dan instrumen gitar. Saya sempat merekam vokal melalui ampli gitar dengan tambahan berbagai efek stompbox gitar seperti fuzz, reverse reverb, HM-2delay, reverb, whammy untuk berbagi project saya atau untuk project dengan band lain. Di antaranya, untuk album kolaborasi dengan band grindcore asal Jepang, The Kandarivas, unit drone asal Tangerang, Buraq. Proyek eksperimen yang sedang saya garap saat ini adalah mengisi beberapa vokal dan instalasi sampling untuk mini album terbaru band stoner asal Jakarta, Suri yang mungkin akan dirilis tahun ini. Bersama band Bisinggama, saya banyak berksperimen di instrumen gitar dengan menggunakan alternate tuning seperti CCDDDD/ BFCEAD. Awalnya, saya terinspirasi dengan tuning gitar band-band seperti Sonic Youth, My Bloody Valentine, Soundgarden hingga komposer avant-garde asal New York almarhum Glenn Branca. Mereka banyak menggunakan tuning gitar yang tidak standar dan hal itu berguna untuk saya mendapatkan suara gitar yang sesuai dengan kebutuhan lagu saya. Untuk vokal, karena saya tidak bisa suara octave tinggi saya mengakalinya dengan menaikan octave melalui efek gitar whammy yang dirangkai dengan efek vocal boss ve20.


Foto-foto pribadi Daniel Mardhany

Tidak ada batasan dalam berkarya. Berhasil atau gagalnya sebuah percobaan dalam bermusik menurut saya adalah sesuatu yang bersifat relatif. Contohnya saat Morbid Angel memadukan unsur musik industrial dengan death metal, banyak fans mereka yang kecewa tapi tidak sedikit yang memuji formula baru dari death metal legendaris asal Florida, Amerika. Asal mula musik grindcore juga tidak lepas dari eksperimen band Napalm Death yang berkeinginan untuk menjadi band paling cepat di dunia. Mereka memainkan ketukan yang lebih cepat dibandingkan band lain di masa itu. Dan mereka berhasil menjadi band tercepat di dunia pada saat itu lewat album Scum yang dirilis Earache Records.

Vokalis dari band death metal Ibukota, Deadsquad.
Owner dari minor label dengan genre musik heterogen Alaium Records, fokus merilis album band dalam format kaset.
alaiumrecords@gmail.com
www.facebook.com/alaiumrecords

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner